REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Senin (14/2/2022) menegaskan bahwa negaranya akan terus mengejar tujuan untuk menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meskipun ada kemarahan Rusia dan skeptisisme beberapa negara Barat.
"Hari ini, banyak jurnalis dan pemimpin mengisyaratkan ke Ukraina untuk tidak mengambil risiko, tidak terus-menerus mengangkat masalah keanggotaan aliansi (NATO) di masa depan, karena risiko ini terkait dengan reaksi Federasi Rusia," kata Zelenskiy pada konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
"Saya percaya bahwa kita harus bergerak di sepanjang jalan yang telah kita pilih," ujar Zelenskiy.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin (14/2/2022) meninjau upaya diplomatik di sekitar Ukraina. Biden dan Johnson menegaskan kembali dukungan mereka untuk kedaulatan Ukraina di tengah penumpukan lebih dari 100.000 tentara Rusia di dekat perbatasan, kata Gedung Putih.
Biden dan Johnson dalam pembicaraan melalui panggilan telepon juga membahas upaya untuk memperkuat postur pertahanan di sisi timur NATO dan kesiapan di antara sekutu dan mitra mereka untuk memaksakan konsekuensi berat pada Rusia jika memilih eskalasi militer lebih lanjut, kata pihak Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.