Rabu 16 Feb 2022 03:25 WIB

Rusia Siap Lanjutkan Diplomasi Terkait Krisis Ukraina

Rusia mengatakan akan siap untuk melanjutkan perundingan diplomatik dengan Barat

Rep: Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
Sergei Lavrov (kiri)
Foto: EPA/Igor Kupljenik
Sergei Lavrov (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia mengatakan akan siap untuk melanjutkan perundingan diplomatik dengan Barat guna meredakan ketegangan terkait krisis dengan Ukraina, Senin (14/2/2022) waktu setempat. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyarankan ke Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melanjutkan perundingan sebab menurutnya selalu ada kesempatan untuk mencapai kesepakatan dengan Barat atas Ukraina.

Lavrov mengatakan kepada Putin bahwa perundingan dengan para pemimpin di ibu kota Eropa dan Washington menunjukkan cukup banyak pembukaan untuk kemajuan tujuan Rusia yang layak untuk dikejar. "Saya akan menyarankan untuk melanjutkan," kata Lavrov dikutip laman Aljazirah, Selasa (15/2/2022).

"Baik," jawab Putin. Lavrov juga mengatakan kepada Putin bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengajukan proposal konkret untuk mengurangi risiko militer. Meski tanggapan dari Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa (UE) masih belum memuaskan.

"Masih harus dilihat apakah ini negosiasi nyata atau dirancang untuk hanya menunda invasi yang (Putin) katakan akan dia lakukan sementara dia terus memotong posisi Barat," kata Stephen Nix dari Institut Republik Internasional dari Washington.

Pada Senin (14/2/2022), AS mengumumkan akan memindahkan sementara kedutaannya di Kyiv ke kota Lviv di Ukraina barat dekat perbatasan Polandia. Hal ini dilakukan karena ancaman Rusia kian dramatis dalam penumpukan pasukan di perbatasan Ukraina.

Baca juga : Tulisan 'Bismillah' Ditemukan Terukir di Marmer Berusia 195 Juta Tahun

Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan langkah tersebut, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negaranya akan terus mendorong solusi diplomatik. "Jalan diplomasi tetap tersedia jika Rusia memilih untuk terlibat dengan itikad baik. Kami berharap untuk mengembalikan staf kami ke Kedutaan Besar segera setelah kondisi memungkinkan," tutur Blinken.

Presiden AS Joe Biden juga telah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson terkait Rusia dan Ukraina. "Para pemimpin membahas keterlibatan diplomatik mereka baru-baru ini dengan Ukraina dan Rusia," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

"Mereka juga meninjau upaya diplomatik dan pencegahan yang sedang berlangsung dalam menanggapi pembangunan militer Rusia yang berkelanjutan di perbatasan Ukraina dan menegaskan kembali dukungan mereka untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina."

Sementara itu, pemerintah Inggris mengatakan Biden dan Johnson sepakat bahwa masih ada jendela penting bagi diplomasi, dan bagi Rusia untuk mundur dari ancamannya terhadap Ukraina. Rusia telah menempatkan sekitar 130 ribu personel di wilayahnya yang dekat dengan perbatasan Ukraina.

Seperti diketahui, jarak dari perbatasan Rusia itu ke kota Kiev hanya 75 kilometer. AS memperkirakan bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina dengan mudah dan kapan saja. Meski demikian, Rusia terus menerus membantah tudingan itu.

Baca juga : Ruediger Sebut Liga Primer Inggris Kompetisi Terberat Gara-Gara Manchester City

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement