REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pengadilan China telah memerintahkan pembekuan 640,4 juta yuan atau senilai 101 juta dolar AS aset yang dipegang oleh anak perusahaan China Evergrande Group. Pembekuan aset tersebut menurut pengajuan oleh kontraktor Shanghai Construction Group.
Shanghai Construction merupakan perusahaan milik negara yang menggugat unit Evergrande di barat daya kota Chengdu pada Desember 2021 lalu. Perusahaan ini mengajujan pembekuan aset Evergrande dikarenakan pembayaran biaya konstruksi yang terlambat, mengutip putusan Pengadilan Rakyat Menengah Guangzhou bahwa aset yang akan dibekukan akan mencakup deposito bank dan real estat.
Secara terpisah, Shanghai Construction Group mengatakan pada pekan lalu di pengadilan lokal Guangzhou, pihaknya telah membekukan 361,5 juta yuan aset unit Evergrande yang berbeda di provinsi tengah Jiangsu untuk pembayaran yang terlambat.
Banyak pemasok dan kontraktor telah meluncurkan langkah hukum terhadap Evergrande atas pembayaran yang terlambat. Perusahaan tersebut kini menjadi pengembang properti penghutang terbesar di dunia dengan kewajiban lebih dari 300 miliar dolar AS.
Semakin banyak perusahaan konstruksi dan dekorasi juga menghapus aset atau mengeluarkan peringatan laba karena masalah utang di Evergrande. Sementara hal ini berdampak ke pengembang properti lainnya yang melemahkan unit bisnis properti lain.
Untuk lebih mengawasi dan mengelola restrukturisasi utang Evergrande oleh pihak berwenang, semua tuntutan hukum terhadap pengembang di seluruh China telah ditangani secara terpusat oleh Pengadilan Rakyat Menengah Guangzhou sejak sekitar Agustus.
Sementara itu, Evergrande menolak mengomentari gugatan dengan Grup Konstruksi Shanghai.
Ketua perusahaan Hui Ka Yan mengatakan pada pertemuan internal awal bulan ini perusahaan ingin bertujuan memulihkan pekerjaan konstruksi sepenuhnya di seluruh China pada Februari. Upaya ini memulihkan 93,2 persen pada akhir tahun lalu, dengan tujuan memberikan 600.000 apartemen pada tahun 2022.
Hui Ka Yan menambahkan perusahaan perlu melunasi utangnya dengan memulihkan sepenuhnya kegiatan konstruksi dan penjualan dan bukan dengan menjual aset dengan harga murah.