REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu (16/2/2022) merilis video yang menunjukkan sejumlah tank dan kendaraan militer meninggalkan Krimea, dengan melintasi jembatan kereta api. Selain itu, beberapa tentara juga akan kembali ke pangkalan permanen mereka.
Moskow mengumumkan penarikan sebagian pasukan dari dekat Ukraina pada Selasa (15/2/2022). Namun, negara Barat skeptis dengan penarikan pasukan Rusia tersebut. Amerika Serikat (AS) dan Prancis menyatakan, klaim penarikan pasukan Rusia tersebut perlu diverifikasi. Presiden AS Joe Biden mengatakan, lebih dari 150 ribu tentara Rusia masih berada di dekat perbatasan Ukraina.
Pada Rabu pagi, rekaman video menunjukkan sejumlah tank, kendaraan tempur infanteri, dan unit artileri self-propelled yang meninggalkan semenanjung Krimea. Kementerian Pertahanan mengatakan, peralatan tempur dan personel militer akan dikirim dengan kereta militer ke titik penempatan unit permanen.
"Saat tiba, peralatan akan diservis dan disiapkan untuk melakukan fase pelatihan tempur berikutnya," kata pernyataan Kementerian Pertahanan.
Video yang diterbitkan oleh kantor berita RIA itu menunjukkan puluhan kendaraan militer melintasi jembatan pada malam hari. Sementara kantor berita TASS melaporkan, konvoi kendaraan dinas yang terpisah melaju melintasi jembatan berbeda.
Presiden Biden pada Selasa (15/2/2022) mengatakan, AS belum memverifikasi klaim Rusia yang telah menarik pasukan militernya di dekat Ukraina. Biden kembali menegaskan, Washington siap untuk terlibat dalam diplomasi dengan Rusia.
"Kami belum memverifikasi unit militer Rusia kembali ke pangkalan mereka. Memang, analis kami menunjukkan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang mengancam,” kata Biden, dikutip Anadolu Agency.
Biden mengatakan, jika Rusia menyerang Ukraina, maka akan menjadi "perang pilihan" atau "perang tanpa alasan." Biden memprediksi, serangan Rusia dapat menimbulkan korban jiwa yang sangat besar di pihak Ukraina.
"Jika Rusia menyerang Ukraina, itu akan mendapat kecaman internasional yang luar biasa. Dunia tidak akan lupa jika Rusia memilih kematian dan kehancuran yang tidak perlu. Menyerang Ukraina akan terbukti menjadi luka yang ditimbulkan sendiri," ujar Biden.