Jumat 18 Feb 2022 01:41 WIB

China Sebut Hoaks Bisa Perpanjang Krisis Ukraina-Rusia

Terlalu banyak informasi palsu atau hoaks, akan memperlebar jarak Rusia dan Ukraina

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Esthi Maharani
 Seorang prajurit Ukraina membawa senjata anti-tank NLAW selama latihan dalam Operasi Pasukan Gabungan, di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Selasa, 15 Februari 2022. Sementara AS memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja. perang hampir tidak pernah terdengar di Moskow, di mana para pakar dan orang biasa sama-sama tidak mengharapkan Presiden Vladimir Putin untuk melancarkan serangan terhadap tetangga bekas Sovietnya.
Foto: AP/Vadim Ghirda
Seorang prajurit Ukraina membawa senjata anti-tank NLAW selama latihan dalam Operasi Pasukan Gabungan, di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Selasa, 15 Februari 2022. Sementara AS memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja. perang hampir tidak pernah terdengar di Moskow, di mana para pakar dan orang biasa sama-sama tidak mengharapkan Presiden Vladimir Putin untuk melancarkan serangan terhadap tetangga bekas Sovietnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan, krisis Rusia-Ukraina tidak akan selesai jika tidak dibantu semua pihak. Menurutnya, dengan adanya terlalu banyak informasi palsu atau hoaks, akan memperlebar jarak kedua negara yang bertetangga itu.

“Menyebarkan informasi palsu tidak akan membantu menyelesaikan situasi antara Rusia dan Ukraina,” kata Wang Wenbin dikutip dari CGTN, Kamis (17/2/2022).

Wang menambahkan, China akan terus mendukung penyelesaian baik dari dua negara tersebut. Utamanya, untuk membuat arah yang sejalan dan semangat perjanjian Minsk.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia mengumumkan pada Selasa (15/2/2022) lalu, sejumlah tentara di distrik militer Rusia yang berdekatan dengan Ukraina telah kembali ke pangkalan seusai menyelesaikan latihan. Banyak pihak memandang jika tindakan ini, dapat mengurangi gesekan yang memanas antara Moskow dan Barat.

Namun demikian, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, latihan skala besar di seluruh negeri masih tetap berlanjut. Meskipun, beberapa unit distrik militer selatan dan barat telah menyelesaikan latihan dan mulai kembali ke pangkalan.

Diketahui, Moskow selalu membantah pernah berencana untuk menyerang Kiev. Alih-alih menyerang, Rusia, meminta agar Ukraina tidak diizinkan untuk bergabung dengan blok militer NATO. Aral melintang, Washington dan Brussel sejauh ini menolak untuk membuat janji semacam itu.

Baca juga : Ukraina Desak Dewan Keamanan Bahas Dorongan Rusia Akui Separatis

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement