REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Militer Ukraina menuduh pasukan yang didukung Rusia di bagian timur negara itu melepaskan tembakan ke sebuah desa di wilayah Luhansk. Tembakan tersebut mengenai sebuah taman kanak-kanak.
Pada Kamis (17/2/2022) militer Ukraina mengatakan tidak ada yang terluka dalam serangan tersebut. Separatis yang didukung Rusia menuduh pasukan pemerintah Ukraina melepaskan tembakan ke arah wilayah mereka sebanyak empat kali dalam 24 jam terakhir.
Sementara Kiev membantah keras klaim separatis tersebut. Pemerintah Ukraina menegaskan justru separatis yang didukung Rusia itu yang justru itu menyerang mereka tanpa menawarkan perlawanan.
“Terlepas dari fakta bahwa posisi kami ditembaki dengan senjata terlarang, termasuk artileri 122mm, pasukan Ukraina tidak melepaskan tembakan sebagai tanggapan,” kata pemerintahan Ukraina.
Sejauh ini Rusia telah menumpuk lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Amerika Serikat (AS) mengklaim dalam 24 jam terakhir Moskow telah menambah 7.000 pasukan di perbatasan tersebut.
Menyoal saling klaim itu, menurut perwakilan Republik Rakyat Luhansk, angkatan bersenjata Ukraina secara kasar melanggar aturan gencatan senjata dengan menggunakan senjata berat. Hal itu, kata mereka, secara gamblang melanggar perjanjian Minsk.
Klaim itu, ketika Rusia pada awal pekan ini, kata mereka, telah menarik beberapa pasukan dan alutsista dari perbatasan dengan Ukraina.
Jika awalnya Rusia tidak melakukan tindakan tersebut, para pemimpin Barat sempat mengancam untuk memberikan sanksi tegas pada Rusia. Utamanya, jika terjadi invasi di tengah berlanjutnya pembicaraan diplomatik.
Baca juga : Rusia Perluas Pengaruh di Ukraina dengan Paspor