REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melanjutkan upaya untuk mempertemukan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Saat ini kedua negara tersebut tengah terlibat ketegangan di wilayah perbatasan.
“Tawaran presiden kami untuk menyatukan para pemimpin Rusia dan Ukraina sebenarnya adalah proposal paling penting dan konkret untuk mengatasi krisis ini,” kata juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin kepada awak media, Sabtu (19/2/2022), dikutip laman Yeni Safak.
Menurut Kalin, hal tersebut turut dibahas saat Erdogan bertemu Zelensky baru-baru ini di Kiev dan ketika Erdogan melakukan pembicaraan via telepon dengan Putin.
Kalin mengungkapkan, saat ini Turki sedang mempersiapkan kunjungan Putin ke negara tersebut yang diharapkan terlaksana dalam waktu dekat. “Kami berhubungan dengan rekan-rekan Rusia kami mengenai hal ini,” ucapnya.
Kalin berpendapat, dialog dan diplomasi harus diprioritaskan dalam mengatasi krisis di perbatasan Rusia-Ukraina. Ketegangan pun harus dikurangi oleh para pihak.
“Krisis di wilayah Ukraina mempengaruhi semua orang secara negatif. Ekspektasi, upaya, dan harapan kami adalah tidak ada konflik, intervensi militer, atau pendudukan yang akan terjadi,” ujarnya.
Turki telah berulang kali menyampaikan kesediaannya menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina. Erdogan mengungkapkan, pertemuan trilateral dapat digelar di Istanbul dengan partisipasi para pemimpin kedua negara.
Volodymyr Zelensky juga telah mengusulkan pertemuan antaranya dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin. “Saya tidak tahu apa yang diinginkan Presiden Rusia. Untuk alasan ini, saya mengusulkan agar kita bertemu,” kata Zelensky saat menghadiri forum keamanan internasional di Munchen, Jerman, Sabtu.
Sementara itu, Vladimir Putin, pada Sabtu, mengumumkan latihan pasukan rudal nuklir strategis Rusia. Kegiatan itu kian meningkatkan kekhawatiran dan ketegangan di wilayah tersebut. “Kami harap dia (Putin) mundur dari ambang konflik,” kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dalam sebuah konferensi pers di sela-sela kunjungannya ke Lithuania.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan latihan itu adalah bagian dari proses pelatihan reguler. Dia mengungkapkan, Putin kemungkinan akan mengambil bagian dari “pusat situasi”. Amerka Serikat dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah berulang kali menyampaikan keyakinan mereka bahwa Rusia memiliki rencana menyerang Ukraina.
Moskow konsisten membantah tudingan tersebut. Namun Rusia pun meminta jaminan keamanan kepada NATO, yakni agar aliansi tersebut tak merangkul Ukraina menjadi anggotanya.
Putin meyakini, jika bergabung dengan NATO, Ukraina pasti akan berusaha merebut kembali Krimea. Rusia diketahui menganeksasi Krimea dari Ukraina pada 2014. Hal itu menjadi salah satu penyebab perselisihan Ukraina dengan Rusia.