REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Presiden Iran Ebrahim Raisi akan menghadiri perhelatan Gas Exporting Countries Forum (GECF) di Doha, Qatar. Dia berharap, kehadirannya di sana bisa meningkatkan hubungan politik dan perdagangan dengan negara-negara Teluk.
“Iran adalah salah satu pendiri GECF karena kami termasuk di antara tiga negara penghasil dan pengekspor gas terpenting,” kata Raisi dalam sambutannya yang disiarkan televisi pemerintah sebelum meninggalkan Teheran, Senin (21/2/2022).
Kunjungan Raisi ke Qatar merupakan kunjungan presiden Iran yang pertama dalam kurun 11 tahun terakhir. Bagi Raisi, itu adalah kunjungan luar negeri yang ketiga sejak dia menjabat sebagai presiden. Iran telah menghadapi kekurangan gas di dalam negeri karena rekor konsumsi yang tinggi, terutama untuk pemanas rumah tangga selama musim dingin berlangsung. Situasi itu memaksa Iran memotong pasokan ke pabrik semen dan industri lainnya.
Bulan lalu, Pemerintah Iran meminta warganya mengenakan pakaian hangat saat negara tersebut menghadapi musim dingin. Hal itu agar pemakaian gas untuk menyalakan pemanas ruangan dapat ditekan. “Konsumsi gas dapat dikelola dengan mengenakan pakaian hangat serta mematikan peralatan pemanas saat meninggalkan rumah dan bekerja. Kami meminta masyarakat untuk menghemat konsumsi gas agar 10 hari ke depan bisa kita lewati tanpa masalah,” kata Menteri Perminyakan Iran Javad Owji pada 23 Januari lalu.
Saat itu, Owji mengungkapkan, dalam 24 jam terakhir, penggunaan 693 juta meter kubik gas telah terdaftar di sektor domestik, komersial, dan non-industri utama. “Walaupun, Alhamdulillah, dan atas jerih payah karyawan industri minyak, jaringan gas stabil, kelanjutan situasi ini membutuhkan kerja sama rekan-rekan serta manajemen konsumsi,” ucapnya.