REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pejabat tinggi keamanan Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan Kiev menyambut baik kemungkinan pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, menurut Ukraina, pertemuan itu tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa keterlibatan Ukraina.
Sebelumnya dilaporkan kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Biden menyepakati prinsip usulan bertemu dengan Putin untuk membahas krisis Ukraina. Pernyataan ini menawarkan pintu keluar krisis paling berbahaya di Eropa selama beberapa dekade terakhir.
Pasar keuangan bergeliat setelah muncul harapan adanya solusi diplomatik dalam krisis ini. Walaupun citra satelit menunjukkan pasukan Rusia semakin mendekati perbatasan Ukraina dan suara pertempuran antara pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia terdengar di bagian timur negara itu.
Dalam pernyataannya kantor kepresidenan Prancis mengatakan Macron telah mengusulkan pertemuan antara Biden dan Putin untuk membahas "keamanan dan stabilitas strategis di Eropa." Gedung Putih mengatakan "pada prinsipnya" Biden menerima usulan itu hanya bila "invasi tidak dilakukan."
"Kami selalu siap untuk diplomasi, kami juga siap untuk menerapkan konsekuensi berat dan cepat bila Rusia memilih untuk berperang," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.
Kremlin dan kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy belum menanggapi permintaan komentar. Banyak detail pertemuan yang diusulkan melalui sambungan telepon bolak-balik antara Macron, Biden, Putin, Zelenskiy dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang masih belum jelas.
Gedung Putih dan pemerintah Prancis mengatakan substansi pertemuan itu akan dikerjakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam pertemuan mereka yang dijadwalkan 24 Februari mendatang. Peran yang akan dimainkan Ukraina dalam pertemuan tersebut masih belum jelas.
Seorang pejabat pemerintah Biden pertemuan itu "sepenuhnya masih berupa gagasan". Sebab waktu dan formatnya masih belum ditentukan.