Senin 21 Feb 2022 20:39 WIB

Jerman Peringatkan Krisis Ukraina Mengarah pada Situasi Berbahaya

Jerman menyiapkan sanksi Rusia bila melanjutkan pelanggaran teritorial di Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Anggota Pusat Gabungan untuk Kontrol dan Koordinasi tentang gencatan senjata garis demarkasi, atau JCCC, mensurvei kawah dan kerusakan sebuah rumah dari peluru artileri yang mendarat di Vrubivka, salah satu dari setidaknya delapan yang melanda desa hari ini, menurut penduduk setempat. pejabat, di wilayah Luhansk, Ukraina timur, Kamis, 17 Februari 2022.
Foto: AP/Vadim Ghirda
Anggota Pusat Gabungan untuk Kontrol dan Koordinasi tentang gencatan senjata garis demarkasi, atau JCCC, mensurvei kawah dan kerusakan sebuah rumah dari peluru artileri yang mendarat di Vrubivka, salah satu dari setidaknya delapan yang melanda desa hari ini, menurut penduduk setempat. pejabat, di wilayah Luhansk, Ukraina timur, Kamis, 17 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN --  Juru bicara pemerintah Jerman mengatakan semakin intensifnya konflik antara Rusia dan Ukraina mengarah pada "situasi yang sangat berbahaya. Juru bicara menambahkan Jerman sudah menyiapkan sanksi pada Rusia bila melanjutkan pelanggaran teritorial di Ukraina.

Pada Senin (21/2/2022) juru bicara tersebut menambahkan mitra-mitra Barat akan memutuskan apa yang akan dikualifikasi sebagai pelanggaran wilayah. Dalam konferensi pers rutin, juru bicara mengatakan Kanselir Jerman Olaf Scholz akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin malam ini.

Baca Juga

Sebelumnya badan keamanan Rusia, FSB melaporkan peluru dari wilayah Ukraina menghancurkan pos penjaga perbatasan di wilayah Rostov, Rusia. Kantor berita Interfax melaporkan tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Interfax mengutip FSB yang mengatakan peristiwa ini terjadi sekitar 150 meter dari perbatasan Rusia dan Ukraina. Sejak Kamis (16/2/2022) lalu baku tembak antara pasukan Ukraina dengan separatis pro Rusia di timur negara itu semakin intensif.

Suara pertempuran kembali terdengar pada Senin ini, termasuk ledakan di Kota Donetsk yang dikuasai separatis. Penyebab ledakan itu belum diketahui.

Sementara kantor berita Rusia, RIA melaporkan pemberontak mengatakan dua warga sipil tewas tertembak pasukan Rusia. Media Rusia melaporkan sekitar 61 ribu warga dievakuasi dari timur Ukraina yang berseberangan dengan Rusia.

Kiev menuduh pasukan separatis pro-Rusia menembaki sendiri wilayahnya. Agar mereka dapat menyalahkan pasukan pemerintah Ukraina.

Negara-negara Barat mengatakan sudah menyiapkan sanksi pada perusahaan-perusahaan dan individu Rusia bila Moskow memutuskan menggelar invasi. Seorang sumber mengatakan salah satu sanksinya melarang institusi finansial AS memproses transaksi bank-bank besar Rusia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement