TBILISI -- Turki percaya bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina harus diselesaikan melalui cara damai, negosiasi, dan dialog, kata Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop pada Senin (21/2/2022).
“Tentu saja, ketegangan antara Rusia dan Ukraina ini bukan hanya ketegangan antara kedua negara, tetapi seperti yang kita semua lihat, seluruh dunia terlibat,” kata Sentop kepada wartawan di Kedutaan Besar Turki di ibu kota Georgia, Tbilisi.
Situasi ini menimbulkan risiko serius bagi kawasan dan Eropa dalam arti yang lebih luas, dan mungkin juga bagi seluruh dunia, tambah Sentop.
"Turki memiliki landasan yang sangat baik untuk berdialog dengan Ukraina dan Rusia," tutur dia, seraya menambahkan bahwa akan ada mediasi antara kedua negara untuk menyelesaikan konflik melalui negosiasi dan dialog, sesuai dengan hukum dan kesepakatan internasional.
Menggarisbawahi Turki bekerja keras untuk menyatukan para pemimpin Rusia dan Ukraina, dia mengatakan akan lebih baik bertindak hati-hati untuk mencegah ketegangan dan provokasi.
Turki berulang kali menunjukkan kesediaannya untuk menengahi antara Ukraina dan Rusia untuk menyelesaikan konflik melalui cara diplomatik, di mana Presiden Recep Erdogan mengatakan pertemuan trilateral dapat diadakan di Istanbul dengan partisipasi para pemimpin kedua negara.
Ketegangan telah meningkat secara dramatis di timur Ukraina, dengan meningkatnya jumlah pelanggaran gencatan senjata, beberapa insiden penembakan, dan evakuasi warga sipil dari wilayah separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk.
Negara-negara Barat mengatakan Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina, memicu kekhawatiran bahwa Rusia dapat merencanakan serangan militer terhadap tetangga bekas Sovietnya.
Moskow telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina dan sebaliknya menuduh negara-negara Barat merusak keamanan Rusia melalui ekspansi NATO ke perbatasannya.
Hubungan bilateral
Menekankan bahwa kerja sama regional antara Turki dan Georgia berada pada tingkat tinggi, Sentop mengatakan mitra dagang terbesar Georgia adalah Turki.
“Meski ada pandemi, kami telah melihat peningkatan signifikan dalam volume perdagangan kami, yang telah meningkat dari USD1,6 miliar menjadi USD2,1 miliar,” ujar dia.
Sentop menyebut ada juga proyek-proyek strategis regional, antara lain Jalur Kereta Api Baku-Tbilisi-Kars, Pipa Minyak Baku-Tbilisi-Ceyhan, dan pipa gas Trans-Anatolia.
Selama kunjungan resmi Sentop ke Tbilisi, dia mengadakan pertemuan tertutup dengan Presiden Georgia Salome Zourabichvili, dan kemudian dengan Perdana Menteri Georgia Irakli Garibashvili.
Sentop juga bertemu dengan sejawatnya dari Georgia Shalva Papuashvili, dan mereka bertukar pandangan tentang kerja sama antar-parlemen, hubungan bilateral, dan perkembangan regional dan internasional.