WASHINGTON -- Penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jake Sullivan, pada Senin (21/2/2022) mengklaim bahwa Rusia merencanakan kampanye penekanan "sangat keras" terhadap Ukraina.
Berbicara pada acara Today NBC, Sullivan mengatakan AS memiliki intelijen yang menunjukkan "akan ada bentuk kebrutalan yang lebih besar karena ini bukan hanya perang konvensional antara dua tentara.”
“Kami percaya bahwa setiap operasi militer dengan ukuran, ruang lingkup, dan besarnya apa yang kami yakini oleh Rusia akan sangat kejam. Ini akan menelan korban jiwa di Ukraina dan Rusia, warga sipil dan personel militer,” kata Sullivan.
Dia memperingatkan bahwa perang oleh Rusia terhadap rakyat Ukraina akan bertujuan untuk "menekan mereka, untuk menghancurkan mereka, dan menyakiti mereka."
Sebelumnya pada Senin, duta besar AS untuk PBB di Jenewa menyuarakan keprihatinan tentang "pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran setelah invasi lebih lanjut" dari Ukraina oleh Rusia, termasuk pembunuhan yang ditargetkan, penculikan, dan penyiksaan.
Duta Besar AS Bathsheba Nell Crocker mengirim surat kepada Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet, menyampaikan keprihatinan serius AS bahwa "invasi Rusia lebih lanjut ke Ukraina akan menghasilkan penderitaan manusia yang meluas."
Ketegangan meningkat secara dramatis di Ukraina timur pekan lalu, dengan adanya laporan meningkatnya jumlah pelanggaran gencatan senjata, beberapa insiden penembakan, dan evakuasi warga sipil dari wilayah separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk.
AS menuduh Rusia mengumpulkan hampir 150.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina dalam persiapan untuk invasi yang akan segera terjadi.
Moskow telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina dan sebaliknya menuduh negara-negara Barat merusak keamanan Rusia melalui ekspansi NATO ke perbatasannya.