Rabu 23 Feb 2022 11:15 WIB

Blinken Batalkan Pertemuan dengan Menlu Rusia

Blinken setuju untuk bertemu dengan Lavrov, jika Rusia tidak menginvasi Ukraina.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
 Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Foto: AP/Joel Carrett/Pool AAP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada Selasa (22/2/2022), telah membatalkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang direncanakan pada Kamis (24/2/2022).

Blinken mengatakan telah setuju untuk bertemu dengan Lavrov, jika Rusia tidak menginvasi Ukraina. "Sekarang kita melihat invasi dimulai dan Rusia telah memperjelas penolakannya terhadap diplomasi, tidak masuk akal untuk melanjutkan pertemuan itu saat ini," kata Blinken kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Washington.

Baca Juga

Menurut Blinken, dia masih berkomitmen untuk diplomasi jika pendekatan Moskow berubah. Dia akan melakukan apa pun untuk mencegah skenario kasus yang lebih buruk, serangan habis-habisan di seluruh Ukraina, termasuk ibu kotanya.

"Tapi kami tidak akan membiarkan Rusia mengklaim kepura-puraan diplomasi pada saat yang sama mempercepat perjalanannya di jalur konflik dan perang," ujar Menteri Luar Negeri AS itu.

Blinken menyatakan, Washington telah berkonsultasi dengan sekutu mengenai keputusan untuk membatalkan pembicaraan yang dijadwalkan berlangsung di Eropa. Setelah itu dia baru memberi tahu Lavrov dalam sebuah surat pada Selasa.

Negara-negara Barat memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui wilayah Donetsk dan Luhansk. Dia memerintahkan pasukan Rusia ke Ukraina timur untuk menjaga perdamaian.

Blinken mengatakan pidato Putin yang mengumumkan langkah itu sangat mengganggu dan menunjukkan kepada dunia bahwa Presiden Rusia itu memandang Ukraina sebagai bawahan Rusia. AS dan sekutunya akan terus meningkatkan sanksi jika Rusia semakin meningkatkan agresinya terhadap Ukraina. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement