Rabu 23 Feb 2022 18:15 WIB

Ukraina Perintahkan Warganya Tinggalkan Rusia

Ukraina menyerukan warganya di Rusia untuk segera meninggalkan negara tersebut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Penjaga perbatasan Ukraina berdiri di sebuah pos pemeriksaan dari wilayah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia ke wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Ukraina di Novotroitske, Ukraina timur, Senin, 21 Februari 2022.
Foto: AP/Evgeniy Maloletka
Penjaga perbatasan Ukraina berdiri di sebuah pos pemeriksaan dari wilayah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia ke wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Ukraina di Novotroitske, Ukraina timur, Senin, 21 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Pemerintah Ukraina menyerukan warganya yang berada di Rusia untuk segera meninggalkan negara tersebut. Kiev menyebut, ancaman invasi oleh Moskow dapat memperumit penyediaan layanan konsuler.

“Karena meningkatnya agresi Rusia terhadap Ukraina, yang dapat menyebabkan pengurangan substansial dalam kemungkinan bantuan konsuler di Rusia, kementerian luar negeri mendesak warga Ukraina untuk menahan diri dari perjalanan ke Rusia, dan bagi mereka yang berada di negara itu untuk segera meninggalkan wilayahnya,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina, Rabu (23/2/2022).

Baca Juga

Peringatan tersebut muncul sehari setelah Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan, pasukan Rusia terus mempersiapkan serangan potensial ke Ukraina. Hal itu diperkuat dengan keputusan Rusia mengirim pasukan ke Luhansk dan Donetsk, dua wilayah di Ukraina timur yang diakui kemerdekaannya oleh Moskow.

“Setiap indikasi adalah bahwa Rusia terus merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina. Kami melihat semakin banyak pasukan yang bergerak keluar dari kamp dan berada dalam formasi tempur serta siap menyerang,” ujar Stoltenberg pada Selasa (22/2/2022).

Meski diperingatkan oleh Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Senin (21/2/2022) lalu, mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk. Dua wilayah di Ukraina itu memang dikontrol oleh kelompok milisi pro-Rusia. Pengakuan kemerdekaan tersebut menuai kecaman luas oleh negara-negara Barat.

Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada telah mengumumkan sanksi ekonomi terhadap Rusia merespons pengakuan kemerdekaan Luhansk serta Donetsk. AS menjatuhkan sanksi terhadap bank militer Rusia yaitu Corporation Bank for Development and Foreign Economic Affairs Vnesheconombank (VEB) dan Promsvyazbank. Lima pejabat Kremlin juga dibidik oleh sanksi Washington.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, pemerintahnya akan melarang warga Kanada melakukan semua transaksi keuangan dengan Luhansk dan Donetsk. Kanada juga akan melarang warganya terlibat dalam pembelian utang negara Rusia.

Trudeau mengungkapkan, pemerintahnya akan memberikan sanksi kepada anggota parlemen Rusia yang memilih keputusan untuk mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk. Selain itu, Ottawa juga bakal menerapkan sanksi tambahan kepada dua bank Rusia yang didukung negara serta mencegah transaksi keuangan dengan keduanya.

Jerman pun menghentikan proyek pipa gas baru dari Rusia, yakni Nord Stream 2. Rusia telah mengkritik serangkaian sanksi yang dijatuhkan Barat. Moskow menganggap langkah tersebut tidak sah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement