Kamis 24 Feb 2022 15:27 WIB

Stasiun Luar Angkasa Terisolasi dari Ketegangan Ukraina-Rusia

Ada 4 astronot NASA dan 2 kosmonot Rusia yang berada di stasiun luar angkasa.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.
Foto: NASA via AP
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.

REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA --  Mantan kepala Dewan Antariksa Nasional Scott Pace menyatakan, ketegangan di Ukraina timur dan meningkatnya ketakutan Barat akan invasi Rusia seharusnya tidak berdampak signifikan pada Stasiun Luar Angkasa Internasional atau kerja sama Amerika Serikat (AS)-Rusia di luar angkasa. Terdapat empat astronot NASA, dua kosmonot Rusia, dan satu astronot Eropa saat ini berada di stasiun luar angkasa.

Sekretaris eksekutif dewan luar angkasa di bawah Presiden Donald Trump mengatakan, stasiun luar angkasa sebagian besar telah diisolasi dari peristiwa politik. "Ada kemungkinan untuk membayangkan pemutusan hubungan dengan Rusia yang akan membahayakan stasiun luar angkasa, tetapi itu akan berada pada tingkat hubungan diplomatik yang menurun,” kata Pace.

Baca Juga

"Itu akan menjadi sesuatu yang akan menjadi pilihan terakhir, jadi saya tidak benar-benar melihat itu terjadi kecuali ada konfrontasi militer yang lebih luas," ujar direktur Institut Kebijakan Luar Angkasa di George Washington University.

Stasiun luar angkasa, kemitraan internasional dari lima badan antariksa dari 15 negara, termasuk Kanada, beberapa negara di Eropa, Jepang, Rusia dan AS, diluncurkan pada 1998. Tempat ini berubah menjadi kompleks yang hampir sepanjang lapangan sepak bola, dengan delapan mil kabel listrik, satu hektar panel surya, dan tiga laboratorium berteknologi tinggi.

Keberadaan stasiun luar angkasa menandai dua dekade orang terus hidup dan bekerja di orbit pada 2020. Awak pertama, Bill Shepherd dari Amerika dan Sergei Krikalev dan Yuri Gidzenko dari Rusia, meluncur dari Kazakhstan pada 31 Oktober 2000. Dua hari kemudian, mereka membuka pintu stasiun ruang angkasa.

Ketiga astronot itu bergaul dengan baik, tetapi ketegangan terkadang muncul dengan dua pengaturan misi, di Houston dan di luar Moskow. Shepherd selama diskusi panel NASA dengan rekan-rekannya, mengatakan bahwa sangat frustrasi dengan perintah yang saling bertentangan. Untuk mengatasi itu, mereka bersikeras membuat satu rencana bersama yang tidak terpengaruh dengan berbedaan.

Rusia terus memiliki awak stasiun yang datang dan pergi setelah bencana Columbia NASA pada 2003 dan setelah pesawat ulang-alik pensiun pada 2011. Pada 2020, SpaceX mengakhiri kekeringan peluncuran sembilan tahun untuk NASA dan menjadi perusahaan swasta pertama yang meluncurkan orang Amerika ke stasiun luar angkasa.

"Ini adalah cara melakukan upaya bersama tetapi kekuatan itu tidak terbatas dan konflik terestrial di Bumi masih bisa menghalangi. Ruang angkasa semakin penting untuk kehidupan kita sehari-hari dan itu adalah sesuatu yang harus disadari semua orang," kata Pace.

Awal tahun ini, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg  memimpin pertemuan Dewan NATO-Rusia di Brussel. Dia tertarik untuk membahas cara-cara untuk mencegah insiden atau kecelakaan militer berbahaya yang melibatkan Rusia dan sekutu Barat, mengurangi ancaman luar angkasa dan dunia maya, serta menetapkan batasan pada penyebaran rudal dan inisiatif pengendalian senjata lainnya.

Ada kekhawatiran yang diangkat di Kongres AS tentang dampak konflik atas Ukraina terhadap Stasiun Luar Angkasa Internasional. Anggota parlemen telah secara khusus mengecualikan kerja sama ruang angkasa dari sanksi sebelumnya dan dapat diharapkan untuk membuat argumen serupa yang menentang penargetan itu ketika pemerintah mempertimbangkan langkah selanjutnya atas Ukraina. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement