REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan akan bergabung dengan 'negara-negara demokratis' untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Sanksi dijatuhkan sebagai balasan atas invasi Rusia ke Ukraina.
"Kami mengutuk sangat keras tindakan invasi seperti itu dan akan bergabung dengan negara-negara demokratis untuk bersama-sama menjatuhkan sanksi," kata pemimpin Taiwan Su Tseng-chang di Taipei tanpa menjelaskan lebih rinci, Jumat (25/2/2022).
Krisis di Ukraina terus dicermati oleh Taiwan. Pada saat yang sama Pulau itu juga menghadapi tekanan militer dari Beijing dalam dua tahun terakhir.
Menteri ekonomi Wang Mei-hua mengatakan Taiwan akan "mengamati sungguh-sungguh" ekspor ke Rusia dan "berkoordinasi" dengan para sekutu untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
Kementerian luar negeri Taiwan dalam pernyataannya mengatakan akan berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya untuk mengadopsi tindakan yang sesuai demi membebaskan Ukraina dari kengerian perang.
Ditanya soal sanksi, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC), salah satu pemasok utama Apple Inc dan emiten Asia paling bernilai, mengatakan, mereka akan mengikuti aturan pengendalian ekspor."TSMC mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku dan berkomitmen penuh untuk mematuhi aturan baru pengendalian ekspor yang diumumkan," kata perusahaan itu dalam pernyataan.
Rusia bukan pasar utama barang-barang buatan Taiwan. Perdagangannya dengan Ukraina dan Rusia masing-masing kurang dari 1 persen dari nilai total. Data Taiwan menunjukkan.Kontrak gas alam Taiwan dengan Rusia akan berakhir pada Maret dan Taiwan akan memperluas pasokannya.