REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para pemimpin Uni Eropa (UE) pada Kamis (24/2/2022) mengutuk aksi militer yang tidak beralasan dan tak dapat dibenarkan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina menjelang pertemuan luar biasa mereka pada Kamis.
"Kami mengutuk keras agresi militer Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Ukraina," kata anggota Dewan Eropa dalam sebuah pernyataan bersama, yang juga menyesalkan keterlibatan Belarus dalam serangan Rusia.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas situasi keamanan dan "langkah-langkah pembatasan lebih lanjut yang akan memberikan konsekuensi besar dan parah pada Rusia atas tindakannya" dalam koordinasi dengan mitra internasional, kata pernyataan itu.
Para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa menyebut tindakan militer Rusia “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan” yang “sangat melanggar hukum internasional dan merusak keamanan dan stabilitas Eropa dan global.”
Mereka mendesak Rusia untuk segera menghentikan aksi militer dan “tanpa syarat menarik semua pasukan dan peralatan militer dari seluruh wilayah Ukraina.”
“Penggunaan kekuatan dan tindakan paksaan seperti itu tidak memiliki tempat di abad ke-21,” tegas mereka.
Presiden Rusia Vladimir Putin memberi lampu hijau intervensi militer yang lama ditakuti terhadap Ukraina, menandai eskalasi baru yang telah menarik kecaman dari seluruh dunia.
Intervensi Rusia terjadi hanya beberapa hari setelah Moskow mengakui dua wilayah yang dikuasai separatis, Donetsk dan Lugansk, di timur Ukraina.
Baca juga:
Sebanyak 2000 Ekor Kucing Disterilisasi Setiap Tahunnya
UNHCR Minta Negara Tetangga Ukraina Buka Perbatasan
Wagub Riza Minta Warisan Program Anies Dilanjutkan pada 2023