REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Pemerintah Rusia dan Ukraina pada Jumat (25/2/2022) mengisyaratkan negosiasi di tengah kondisi yang kian mencekam di ibu kota Kyiv. Juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Sergii Nykyforov, mengatakan, dalam beberapa jam mendatang, Ukraina dan Rusia akan berkonsultasi terkait waktu dan tempat pembicaraan.
"Ukraina telah dan tetap siap untuk berbicara tentang gencatan senjata dan perdamaian," kata Nykyforov dalam sebuah unggahan di Facebook.
Kremlin sebelumnya mengatakan pihaknya menawarkan untuk bertemu di ibu kota Belarusia, Minsk. Akan tetapi, Ukraina telah mengusulkan Warsawa sebagai tempat pertemuan.
Itu, menurut juru bicara Rusia Dmitry Peskov, mengakibatkan "jeda" dalam kontak.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan militer Rusia harus berhenti mengebom Ukraina jika serius dalam negosiasi. Tawaran diplomatik sangat kontras dengan peristiwa yang terjadi di lapangan dan retorika keras Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap pemimpin Ukraina.
Penduduk Kyiv telah diminta oleh Kementerian Pertahanan membuat bom bensin untuk mengusir tentara Rusia. Pada Jumat malam, saksi mata melaporkan mendengar tembakan intens dari bagian barat kota.
Presiden Zelensky memvideokan dirinya dari jalan-jalan ibu kota, serta bersumpah akan mempertahankan kemerdekaan Ukraina.
Sejumlah warga berlindung di tempat penampungan setelah Kyiv diserang rudal Rusia pada Jumat pagi. Warga juga memenuhi stasiun metro untuk melindungi diri.
Pada Sabtu pagi, angkatan udara (AL) Ukraina melaporkan pertepurang sengit di dekat pangkalan udara di Vasylkiv di barat daya Kyiv. Mereka menyebut diserang oleh pasukan terjung payung Rusia.
Komando AL Ukraina mengatakan salah satu prajuritnya telah menembak jatuh sebuah pesawat Rusia. Namun, Reuters tidak dapat mengonfirmasi kabar tersebut.