Ahad 27 Feb 2022 08:55 WIB

Internet di Ukraina Terganggu Setelah Invasi Rusia

Jaringan internet Ukraina terganggu terutama di wilayah selatan dan timur

Jaringan internet di Ukraina terganggu setelah invasi Rusia terutama di wilayah selatan dan timur, dua wilayah yang mendapat serangan terberat.
Foto: Pixabay
Jaringan internet di Ukraina terganggu setelah invasi Rusia terutama di wilayah selatan dan timur, dua wilayah yang mendapat serangan terberat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan internet di Ukraina terganggu setelah invasi Rusia terutama di wilayah selatan dan timur, dua wilayah yang mendapat serangan terberat. Koneksi dari GigaTrans, penyedia jasa internet terbesar di Ukraina, turun sekitar 20 persen dari biasanya, menurut pantauan NetBlocks. Intenret GigaTrans kembali membaik pada Jumat (25/2/2022) pagi waktu setempat, dikutip dari Reuters, Ahad (27/2/2022).

Direktur NetBlocks, Alp Toker mengatakan koneksi internet di Ukraina saat ini berada di angka 87 persen dibandingkan biasanya. "Angka ini menunjukkan layanan terganggu , juga orang-orang pergi, rumah dan bisnis tutup sejak pagi tanggal 24," kata Toker.

Baca Juga

"Meski pun tidak ada pemadaman skala nasional, hanya sedikit kabar dari wilayah yang terdampak paling buruk dan di wilayah lainnya, ada ketakutan konektivitas bisa memburuk kapan pun, terputus dari teman dan keluarga," kata Toker.

Tentara Rusia menyerang bagian tenggara Ukraina, di kota Melitopol pada Sabtu (26/2/2022). Monash IP Observtory dari Australia mengatakan saat ini distrik Obolonskyi di Kiev dan bagian tengah Kharkiv di wilayah Ukraina timur, tidak ada gangguan internet.

Anomali internet di Ukraina, menurut Monash IP Observatory, terjadi karena orang-orang tidak menggunakan komputer karena menyelamatkan diri. Computer Emergency Response Team (CERT) Ukraina melalui unggahan di Facebook menyatakan peretas dari Belarusia menyerang akun email milik tentara Ukraina. Serangan ini juga ditujukan kepada orang Polandia, Rusia dan Belarusia, termasuk diantaranya media dari Belarusia.

sumber : Antara / Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement