REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan komando militernya untuk menyiagakan pasukan nuklir. Perintah itu disampaikan setelah pasukan Ukraina yang mempertahankan Kota Kharkiv mengatakan mereka akan membalas serangan pasukan Rusia.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Putin melanjutkan perang dengan sikap yang sama sekali tidak bisa diterima. "Dan kami harus terus menahan tindakannya dengan cara sekuat mungkin," kata Thomas Greenfield, Ahad (27/2/2022).
Di hari keempat serangan terbesar satu negara ke negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II kantor kepresidenan Ukraina mengatakan negosiasi antara Kiev dan Moskow akan digelar di perbatasan Ukraina-Belarusia. Pertemuan itu akan dilakukan tanpa syarat.
Ribuan rakyat sipil Ukraina yang sebagian besar perempuan dan anak-anak melarikan dari serangan Rusia ke negara tetangganya itu. Ibu kota Kiev masih dikuasai pemerintah Ukraina. Presiden Volodymyr Zelenskiy mengajak rakyatnya bersatu melawan invasi meski rudal-rudal Rusia terus menghantam infrastruktur sipil.
Namun, kini Putin yang menyebut invasi ini sebagai "operasi militer khusus" membawa elemen baru pada perang ini ke tahap yang mengkhawatirkan. Ia memerintahkan pasukan deterensi yang merupakan unit-unit dengan kekuatan nuklir untuk siaga tingkat tinggi.
Ia menyinggung pernyataan agresif pemimpin-pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan sanksi-sanksi yang diterapkan negara-negara Barat pada Moskow.
"Seperti yang anda lihat, negara-negara Barat tidak hanya mengambil tindakan tidak bersahabat pada negara kita dalam dimensi ekonomi, maksud saya sanksi-sanksi ilegal yang sudah sangat dikenal semua orang, tapi pejabat tinggi yang memimpin negara-negara NATO juga membiarkan diri mereka menyampaikan pernyataan agresif mengenai negara kita," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi.
Pasukan dan kendaraan lapis baja Rusia bergerak ke Kota Kharkiv yang merupakan kota terbesar kedua Ukraina. Saksi mata melaporkan adanya baku tembakan dan ledakan. Tapi pihak berwenang kota mengatakan pasukan Ukraina menyerang balik serangan Rusia.
"Kendali atas Kharkiv sepenuhnya milik kami! Angkatan Bersenjata, polisi dan pasukan pertahanan bekerja dan kota sepenuhnya dibersihkan dari musuh," kata gubernur regional Oleh Sinegubov.
Informasi lebih lanjut belum dapat menguatkan pernyataan tersebut. Sementara itu, pasukan Ukraina di Kiev juga menahan Rusia untuk menguasai ibu kota.
"Kami telah bertahan dan berhasil membalas serangan musuh, pertempuran masih berlangsung," kata Zelenskiy dalam video yang diambil di jalanan di Kiev.
Dalam perkembangan yang lain media pemerintah Ukraina melaporkan pasukan Rusia meledakkan jalur pipa gas di Kharkiv sebelum fajar. Asap dari ledakan itu menghitamkan langit.
Sekutu-sekutu Barat menanggapi serangan darat, udara, dan laut Rusia ke Ukraina ini dengan melarang hampir seluruh maskapai Rusia menggunakan ruang udara Uni Eropa. AS dan Eropa memberlakukan sanksi ekonomi terkeras ke Rusia selama ini.
AS dan negara-negara Barat akan memutus bank-bank Rusia dari sistem pembayaran internasional, SWIFT. Mereka juga mengincar bank sentral Rusia untuk membatasi kemampuan Moskow membiayai perang.
Baca juga:
Airlangga: Kasus Covid-19 di Luar Jawa Bali Masih Naik
Tebing Jalur Pamekasan-Sampang Longsor
Menkes: Perayaan Lebaran Tahun Ini Bisa Normal, Asalkan…