Senin 28 Feb 2022 13:41 WIB

Ukraina Kehabisan Oksigen Medis di Tengah Situasi Perang

Mayoritas rumah sakit bakal kehabisan cadangan oksigen mereka dalam 24 jam ke depan.

Prajurit Ukraina beristirahat di posisi dekat Kiev, Ukraina, 27 Februari 2022. Pasukan Rusia memasuki Ukraina pada 24 Februari mendorong presiden negara itu untuk mengumumkan darurat militer dan memicu serangkaian pengumuman oleh negara-negara Barat untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia. Ukraina Kehabisan Oksigen Medis di Tengah Situasi Perang
Foto: EPA-EFE/ALISA YAKUBOVYCH
Prajurit Ukraina beristirahat di posisi dekat Kiev, Ukraina, 27 Februari 2022. Pasukan Rusia memasuki Ukraina pada 24 Februari mendorong presiden negara itu untuk mengumumkan darurat militer dan memicu serangkaian pengumuman oleh negara-negara Barat untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia. Ukraina Kehabisan Oksigen Medis di Tengah Situasi Perang

REPUBLIKA.CO.ID, ZUROCH -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Ukraina kehabisan persediaan oksigen untuk pasien kritis, Ahad (27/2/2022). WHO menyerukan jalur aman bagi impor darurat di tengah situasi perang.

"Kondisi persediaan oksigen di Ukraina hampir mendekati titik yang sangat berbahaya. Truk-truk tidak dapat mengangkut pasokan oksigen dari pabrik ke rumah sakit di seluruh negeri, termasuk di ibu kota Kiev," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Direktur WHO Regional Eropa Hans Kluge lewat sebuah pernyataan.

Baca Juga

Mayoritas rumah sakit bakal kehabisan cadangan oksigen mereka dalam 24 jam ke depan. Beberapa di antaranya sudah habis. Kondisi ini mengancam ribuan nyawa. 

"Oksigen sangat penting bagi pasien dengan berbagai macam kondisi, termasuk 1.700 pasien Covid-19 rawat inap dan pasien penyakit kritis lainnya yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan, kelahiran, sepsis, luka dan trauma," kata mereka dalam pernyataan.

Layanan rumah sakit darurat juga terancam mengalami padam listrik, sementara ambulans yang membawa pasien bisa saja terjebak dalam baku tembak. WHO mengatakan sedang berupaya menambah pasokan oksigen, kemungkinan besar menggunakan oksigen cair dan silinder dari jaringan regional. Pasokan-pasokan ini akan membutuhkan rute transit yang aman setelah meninggalkan koridor logistik melalui Polandia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement