Selasa 01 Mar 2022 16:04 WIB

Laporan Google: Layanan Keuangan Digital Makin Diminati, Pinjol Paling Dicari

Indonesia makin menjadi cashless society.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Girl searching on ipad (Unsplash/ Duncan Meyer)
Girl searching on ipad (Unsplash/ Duncan Meyer)

Pandemi Covid-19 membuktikan, layanan perbankan dan keuangan tidak memerlukan interaksi tatap muka. Pada 2021, orang Indonesia mulai aktif mengevaluasi kembali pilihan di sektor keuangan dan menggunakan lebih banyak layanan digital.

Hal itu terungkap dalam laporan Year in Search 2021: Look back to move your marketing forward yang dikeluarkan Google Indonesia. Laporan ini menggambarkan perilaku masyarakat Indonesia berdasarkan data Google Trends.

Laporan tersebut menyebutkan, orang Indonesia mulai mencari cara untuk mempelajari dan menggunakan alat keuangan digital. Terlihat dari pertumbuhan minat penelusuran untuk tabungan online sebesar 59 persen.

Aplikasi keuangan pun makin populer, dengan minat penelusuran untuk aplikasi investasi meningkat 70 persen dan m-banking meningkat 23 persen. Baca Juga: OJK: Literasi Keuangan Digital Bantu Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

"Indonesia makin menjadi cashless society seiring meningkatnya penelusuran terkait pembayaran digital. Minat penelusuran untuk QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yakni kode QR yang memfasilitasi transaksi online di Indonesia tumbuh hingga 108 persen. Ada juga peningkatan minat penelusuran untuk dompet digital sebesar 74 persen dan e-wallet sebesar 60 persen," ujar laporan tersebut yang dikutip di Jakarta, Selasa (1/3/2022).

Ketika pandemi terus menciptakan ketidakpastian finansial, orang Indonesia mencari cara alternatif untuk membiayai pembelian yang mereka lakukan. Terlihat dari penelusuran untuk pinjol (pinjaman online) tumbuh hingga 154 persen.

"Selain itu, orang Indonesia terdorong untuk mendapatkan lebih banyak penghasilan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan minat penelusuran untuk saham pemula sebesar 173 persen dan belajar investasi  83 persen. Minat penelusuran untuk trading ikut bertumbuh 35 persen," tulis laporan tersebut.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement