REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan negaranya tidak akan menerapkan sanksi ekonomi pada Rusia atas invasi ke Ukraina, Selasa (1/3/2022). Ia juga mengkritik langkah perusahaan media sosial menyensor media pemerintah Rusia.
Sementara Prancis mengatakan akan menggelar "perang ekonomi dan finansial habis-habisan" dengan Rusia. Prancis yakin mereka bisa merobohkan perekonomian Rusia sebagai bentuk hukuman atas invasi ke Ukraina.
Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya telah menerapkan sanksi pada bank sentral, oligarki, dan pejabat Rusia termasuk Presiden Vladimir Putin sendiri. Mereka juga memblokir sejumlah bank dari sistem pembayaran global, SWIFT.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menggambarkan paket sanksi-sanksi itu terbukti "sangat amat efektif." Dalam hitungan pekan kenaikan harga minyak yang seharusnya menguntungkan Rusia berubah menjadi pasar yang tidak bisa diinvestasikan.
Sebab bank sentralnya terkena sanksi dan bank-bank besar tidak bisa masuk ke sistem pembayaran internasional. Pembatasan itu menghentikan aliran uang.
Rusia mengumumkan untuk sementara waktu akan menahan warga asing menarik asetnya dari Rusia. Moskow ingin mengerem kencangnya eksodus investor yang didorong sanksi-sanksi negara barat.
Pernyataan Le Maire membuat berang mantan presiden dan perdana menteri yang kini deput Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, Dmitry Medvedev.
"Hati-hati dengan lidahmu, tuan! Dan jangan lupa dalam sejarah umat manusia, perang ekonomi kerap berubah menjadi perang sungguhan," kata Medvedev di media sosial Twitter.