ISTANBUL -- Ukraina meminta bantuan dari China untuk menerapkan gencatan senjata dalam perang dengan Rusia, menurut otoritas China pad Selasa (1/3/2022). Permintaan itu diberikan selama percakapan telepon antara Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba.
"Ukraina bersedia memperkuat komunikasi dengan China dan menantikan mediasi China untuk realisasi gencatan senjata," kata Kuleba kepada Wang, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Otoritas China mengatakan permintaan untuk berbicara via telepon itu datang dari Kiev.
Perang Rusia-Ukraina memasuki hari keenam pada Selasa, dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa pasukan Rusia sedang menuju Kiev. Setidaknya 136 warga sipil telah tewas di Ukraina dan lebih dari 600.000 lainnya telah meninggalkan negara itu, menurut pejabat PBB.
Ukraina mengatakan lebih dari 350 warga sipil tewas dan lebih dari 1.600 terluka selama serangan pasukan Rusia. Perang telah disambut dengan kemarahan dari komunitas internasional, dengan Uni Eropa, Inggris, AS, dan Jepang menerapkan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia.
“Mengakhiri perang adalah prioritas utama Ukraina,” kata Kuleba.
Wang menyesalkan pecahnya konflik "dan sangat prihatin dengan kerugian bagi warga sipil," menurut pernyataan itu.
“Posisi dasar China dalam masalah Ukraina adalah terbuka, transparan, dan konsisten.”
China sebelumnya menentang sanksi "ilegal" terhadap Rusia.
"Kami selalu menganjurkan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial semua negara," kata menlu China dalam pernyataan itu.
"Menanggapi krisis saat ini, China meminta Ukraina dan Rusia untuk menemukan solusi masalah melalui negosiasi, dan mendukung semua upaya internasional konstruktif yang kondusif untuk solusi politik," kata Wang.
Wang mengatakan China “selalu percaya bahwa keamanan satu negara tidak dapat mengorbankan keamanan negara lain, dan keamanan regional tidak dapat dicapai dengan memperluas blok militer.