REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia memberikan suara mendukung pada Sidang Darurat Khusus ke-11 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengadopsi resolusi "Tindakan terorisme terhadap Ukraina". Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam keterangannya Kamis (3/3/2022) mengatakan, Malaysia menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap Piagam PBB, prinsip dasar integritas wilayah dan kedaulatan suatu negara yang tidak boleh dilanggar oleh negara manapun.
Meski tidak sepenuhnya setuju dengan isinya, Malaysia mendukung resolusi dalam pemungutan suara dan menyatakan sikap berprinsip negara yang menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah suatu negara yang sangat penting bagi Malaysia.
Resolusi tersebut diadopsi pada Sidang Khusus ke-11 Majelis Umum PBB pada 2 Maret waktu New York dengan mengumpulkan dukungan 141 suara mendukung, lima menentang dan 35 abstain.
Kementerian Luar Negeri menjabarkan hubungan kerja sama yang erat dengan kedua negara, Rusia dan Ukraina. Malaysia menyadari bahwa situasi konflik yang kompleks dan rumit karena situasi geopolitik dan perbedaan dalam berbagai aspek yang terus menjadi perhatian kedua negara.
Terkait itu Malaysia berpandangan bahwa negara-negara yang terlibat konflik perlu mencari solusi melalui dialog dan pembicaraan damai. Kementerian Luar Negeri atau Wisma Putra mengatakan Malaysia menyambut baik pembicaraan antara Rusia dan Ukraina di Belarus dan berharap pembicaraan akan berhasil.
Pada saat yang sama Malaysia juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk terus mencari solusi atas konflik tersebut dan memainkan peran kuncinya dalam memastikan perdamaian dan keamanan global. Sebagai negara anggota PBB yang bertanggung jawab, Malaysia menegaskan kembali komitmen berkelanjutan negara itu untuk solusi damai.
Wisma Putra akan terus mendukung upaya-upaya di tingkat internasional untuk mencari solusi konflik guna menjaga perdamaian dan keamanan regional dan internasional, serta kemakmuran global.
Malaysia sebelumnya didesak oleh Delegasi Uni Eropa (UE) ke Malaysia untuk memberikan suara pada resolusi mengutuk agresi Rusia ke Ukraina pada sesi khusus UNGA yang diadakan pada 28 Februari hingga kemarin. Duta Besar Prancis untuk Malaysia, Roland Galharague, dalam konferensi pers di Kuala Lumpur Selasa lalu dilaporkan telah mengatakan bahwa Malaysia sebelumnya telah memberikan suara untuk mendukung resolusi UNGA tentang invasi Rusia ke Krimea pada tahun 2014.