ANKARA
Turki menegaskan kembali dukungan untuk komunitas minoritas Turki di Yunani ketika penyelidikan baru-baru ini berlanjut terhadap Uni Turki Xanthi (Iskece Turk Birligi-ITB) karena aksi unjuk rasa Juli lalu.
Kementerian Luar Negeri Turki pada Selasa menegaskan di Twitter bahwa penyelidikan adalah bagian dari rencana Yunani untuk mengintimidasi dan menghukum anggota minoritas yang berusaha untuk merebut kembali hak-hak mereka yang dijamin oleh berbagai perjanjian bilateral dan internasional, termasuk Perjanjian Lausanne tahun 1923.
Kementerian Turki itu menyoroti bahwa Yunani tidak melaksanakan putusan European Court of Human Rights (ECHR) tentang pendaftaran ITB, karena mengandung “Turki” dalam judulnya.
“Melawan diskriminasi, kami mendukung minoritas Turki di Thrace Barat,” tambah kementerian itu.
Aksi unjuk rasa oleh Uni Turki Xanthi, salah satu asosiasi minoritas Turki tertua dan paling berpengaruh di Yunani, telah dihadiri oleh ribuan dan tokoh terkemuka yang memprotes bahwa Yunani tidak menerapkan keputusan ECHR yang menguntungkan minoritas.
- Perjuangan selama puluhan tahun tuntut hak
Di bawah keputusan ECHR 2008, hak orang Turki di Thrace Barat untuk menggunakan "Turki" sebagai nama asosiasi dijamin tetapi Athena gagal menjalankan keputusan tersebut, yang secara efektif melarang identitas kelompok Turki.
Wilayah Thrace Barat adalah rumah bagi komunitas Muslim Turki yang berjumlah sekitar 150.000 orang. Pada 1983, papan nama Uni Turki Xanthi (Iskece Turk Birligi) telah dihapus dan kelompok itu benar-benar dilarang pada 1986, dengan dalih bahwa "Turki" menggunakan namanya.
Untuk menerapkan keputusan ECHR, pada 2017, parlemen mengesahkan undang-undang yang melarang asosiasi mengajukan pendaftaran ulang, tetapi undang-undang tersebut memasukkan pengecualian utama yang memperumit pendaftaran.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın