Jumat 04 Mar 2022 22:55 WIB

Nike dan IKEA Tutup Toko di Rusia

Nike dan IKEA menghentikan bisnis di Rusia karena invasi ke Ukraina

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Logo IKEA
Foto: wikimedia.org
Logo IKEA

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Nike dan IKEA memutuskan untuk menutup toko di Rusia, Kamis (3/3/2022) waktu setempat. Hal ini karena pembatasan perdagangan dan kendala pasokan yang menekan perusahaan-perusahaan untuk menghentikan bisnis di Rusia karena invasi ke Ukraina.

Peritel perabot rumah tangga IKEA mengatakan akan menutup gerai di Rusia dan Belarusia. Penutupan ini bakal mempengaruhi 15 ribu pekerja. Pihak IKEA menjelaskan penutupannya dalam istilah non-politik.

"Perang memiliki dampak kemanusiaan yang besar dan mengakibatkan gangguan serius pada rantai pasokan dan kondisi perdagangan, itulah sebabnya kelompok perusahaan memutuskan untuk menghentikan sementara operasi IKEA di Rusia," kata IKEA dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu Nike mengatakan, sangat terganggu oleh krisis yang menghancurkan di Ukraina. "Mengingat situasi yang berkembang pesat, dan meningkatnya tantangan dalam menjalankan bisnis kami, Nike akan menghentikan operasi di Rusia," kata Nike.

Beberapa perusahaan, termasuk McDonald's Corp, PepsiCo bungkam tentang rencana tersebut. Kepala dana pensiun negara bagian New York mengatakan pada Kamis bahwa mereka dan perusahaan lain dengan jejak besar di Rusia perlu mempertimbangkan apakah berbisnis di Rusia sepadan dengan risikonya selama waktu yang luar biasa bergejolak ini.

Perusahaan-perusahaan yang dikenal secara global termasuk Apple, Ford dan Shell telah mengutuk serangan Rusia. Namun beberapa pengumuman pada Kamis lebih praktis, berfokus pada pasokan dan sanksi karena rute pengiriman ditutup dan pemerintah melarang ekspor ke Rusia.

Chief Executive Boeing David Calhoun, dalam sebuah catatan kepada staf, mengakui kekerasan di Ukraina tetapi menghindari gejolak politik. "Ke depan, Boeing akan terus mengikuti jejak pemerintah AS dan secara ketat mematuhi kontrol ekspor dan pembatasan yang telah diumumkan yang mengatur pekerjaan di Rusia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement