BRUSSELS -- NATO lebih suka menghindari konfrontasi dengan Rusia tetapi siap jika "konflik datang," kata Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pada Jumat (4/3/2022).
NATO "adalah aliansi defensif. Kami tidak mencari konflik. Tetapi jika konflik datang kepada kami, kami siap untuk itu," kata Blinken kepada wartawan dalam perjalanannya ke pertemuan luar biasa menteri-menteri luar negeri NATO di Brussel.
Blinken juga berjanji NATO akan mempertahankan "setiap inci" wilayahnya menyusul perkembangan terbaru dalam perang antara Rusia dan Ukraina.
Dalam pidato pembuka, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk "invasi brutal Rusia ke Ukraina" dan serangan terhadap warga sipil.
Dia menunjukkan bahwa laporan terbaru bahwa pasukan Rusia yang menyerang pembangkit nuklir Zaporizhzhia, Ukraina "menunjukkan kecerobohan perang ini."
Stoltenberg juga mengulangi seruan NATO pada Rusia untuk menarik semua pasukannya dan terlibat dalam pembicaraan diplomatik.
Para menteri luar negeri Swedia dan Finlandia, serta diplomat tinggi Uni Eropa Josep Borrell, juga ambil bagian dalam pertemuan itu.
Pekan lalu, NATO memutuskan mengaktifkan rencana pertahanannya yang memungkinkannya menyebarkan pasukan di wilayah NATO.
Sejak perang pada 24 Februari, Rusia telah menjadi sasaran kemarahan komunitas internasional dan Uni Eropa, Inggris, dan AS menerapkan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Menurut data PBB, 227 warga sipil telah tewas dan 525 terluka di Ukraina sejak awal perang. Namun, pihak berwenang Ukraina menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 2.000 orang.