REPUBLIKA.CO.ID, YEURSALEM -- Para pejabat senior polisi Israel telah mengakui bahwa polisi di Yerusalem menggunakan kekuatan berlebihan terhadap warga Palestina pekan ini. Pejabat senior ini lantas memperingatkan bahwa terus mengerahkan pasukan secara berlebihan demikian dapat memicu respon di seluruh nasional oleh warga Palestina pada bulan Ramadhan yang akan datang.
Ketika ribuan orang Palestina berkumpul di Kota Tua Yerusalem pada Senin (28/2/2022) waktu setempat untuk merayakan malam Isra Mi'raj, polisi Israel menghadang mereka hingga menyebabkan bentrokan terjadi.
Sekitar 20 warga Palestina ditangkap, sementara Bulan Sabit Merah Palestina menyebutkan jumlah mereka yang terluka 36 orang. Dua anak juga terluka oleh granat kejut yang dilemparkan ke arah mereka oleh polisi Israel, salah satunya adalah seorang gadis berusia 11 tahun yang telah dibawa ke rumah sakit.
Menyusul insiden itu, polisi mengatakan insiden sedang diselidiki oleh unit Kementerian Kehakiman yang menyelidiki pelanggaran polisi. Outlet berita Israel, Haaretz, telah mengungkapkan bahwa pejabat senior polisi telah mengakui penggunaan kekuatan yang berlebihan dan menganggapnya sebagai tindakan yang tidak bijaksana. Salah satu sumber senior mengatakan bahwa sebelum Ramadhan, di tengah persiapan liburan, keadaan perlu tetap tenang di Gerbang Damaskus.
"Apa yang telah dicapai, dengan seluruh dunia menyaksikan seorang gadis cacat yang terluka oleh granat kejut, dengan foto meriam air yang menyemprot wanita dan anak-anak? Jika tidak ada perubahan segera dalam pendekatan, insiden ini hanya akan menjadi sebuah promo menjelang Ramadhan," kata para pejabat senior polisi Israel memperingatkan, dilansir di Middle East Monitor, Jumat (4/3/2022).
Bentrokan di bulan suci Ramadhan adalah kejadian umum di wilayah Palestina yang diduduki, terutama di Yerusalem. Pasukan Israel sering menerapkan langkah-langkah yang membatasi kemampuan Muslim Palestina untuk beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa dan area sekitarnya.
Tahun lalu, langkah-langkah yang dilakukan pasukan Israel termasuk mendirikan barikade di Gerbang Damaskus untuk menghalangi jamaah, yang menyebabkan bentrokan selama beberapa pekan di Kota Tua dan sekitarnya. Saat itu, konflik intens juga terjadi antara Hamas di Jalur Gaza dan pasukan Israel. Bentrokan tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 200 orang Palestina dan sekitar selusin orang Israel. Pihak berwenang Israel dilaporkan tidak ingin terulangnya insiden itu.