Jumat 04 Mar 2022 21:43 WIB

Ledakan Bom di Masjid Pakistan Tewaskan 56 Orang

Banyak korban luka dikabarkan dalam keadaan kritis.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line
Foto: [ist]
Police Line

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perangkat bom meledak di sebuah masjid di Kota Peshawar, Pakistan barat laut pada Jumat (4/3). Ledakan bom itu menyebabkan 56 orang meninggal dunia dan banyak menderita luka-luka.

“Sedikitnya 56 orang tewas dan 194 luka-luka dalam ledakan bom,” kata pejabat rumah sakit dilansir dari The National News, Jumat (4/3).

Baca Juga

Ledakan itu terjadi di daerah Kocha Risaldar di kota itu, yang memiliki sejumlah pasar dan biasanya ramai di sekitar waktu salat Jumat.  “Banyak dari korban luka berada dalam kondisi kritis,” kata juru bicara Rumah Sakit Lady Reading, Asim Khan di Peshawar.

Kepala polisi Peshawar Muhammed Ejaz Khan mengatakan, serangan itu dimulai dengan dua pria yang melepaskan tembakan ke arah polisi di luar masjid. Seorang penyerang dan satu polisi tewas dalam baku tembak, dan seorang pejabat polisi lainnya terluka. Penyerang yang tersisa kemudian berlari ke dalam masjid dan meledakkan bom.

Tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu tetapi baik ISIS dan Taliban Pakistan telah melakukan serangan serupa di wilayah yang terletak di dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Shayan Haider mengatakan dia telah bersiap untuk memasuki masjid ketika sebuah ledakan kuat melemparkannya ke jalan. "Saya membuka mata saya dan ada debu dan tubuh di mana-mana," katanya kepada Associated Press.

Imam sholat, Allama Irshad Hussein Khalil, seorang pemimpin muda Syiah terkemuka, dilaporkan termasuk di antara yang meninggal dunia. Seorang pensiunan perwira militer yang terluka oleh puing-puing itu, Sher Ali, meminta pemerintah memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap minoritas Muslim Syiah di negara itu.

“Apa dosa kita? Apa yang telah kita lakukan? Bukankah kita warga negara ini?” katanya, berbicara kepada Associated Press di Rumah Sakit Lady Reading.

Perdana Menteri Imran Khan mengutuk pengeboman itu. Pakistan telah mengalami peningkatan kekerasan yang luas dalam beberapa bulan terakhir. Puluhan personel militer tewas dalam sejumlah serangan terhadap pos-pos militer di sepanjang perbatasan Afghanistan.

Banyak serangan telah diklaim oleh Taliban Pakistan, yang menurut para analis didorong oleh kembalinya Taliban Afghanistan ke tampuk kekuasaan Agustus lalu. Pakistan telah mendesak penguasa baru Afghanistan untuk menyerahkan gerilyawan Taliban Pakistan yang telah melancarkan serangan mereka dari Afghanistan.

Afghanistan belum menyerahkan gerilyawan Pakistan tetapi mengatakan wilayahnya tidak akan digunakan untuk melancarkan serangan terhadap siapa pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement