Dikutip Mashable, Sabtu (5/3/2022), Galperin meyakini ancaman besar yang muncul berkaitan dengan kemampuan Telegram melindungi data pengguna, seperti peluang peretasan atau ancaman orang dalam. Dalam skenario ini, peretas mungkin mengakses catatan Telegram untuk menyerahkan data ke pihak luar.
Lebih buruk lagi adalah seseorang di dalam Telegram dapat membahayakan keamanan, mengakses, dan mentransfer data pengguna karena kontrol perusahaan dan publik tidak bijaksana. Namun, Telegram telah menjadi sumber kontra propaganda yang berharga bagi Rusia.
Kalau tidak bisa meminta data pengguna, kemungkinan Rusia akan memutuskan akses ke Telegram sepenuhnya.
"Saya ingin tahu apakah pemerintah segera akan mempercepat upaya untuk memblokir Telegram," kata sejarawan Rusia, Ian Garner, yang telah mendokumentasikan tren media sosial dalam perang Ukraina.