REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kantor berita KCNA melaporkan Korea Utara (Korut) menggelar tes "penting lain" untuk sistem pengintaian satelit. Uji coba itu diumumkan satu hari setelah pihak berwenang militer Korut melaporkan peluncuran rudal balistik kedua dalam satu pekan.
Peluncuran tersebut memicu kecaman dari Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel) dan Jepang yang khawatir Korut sedang mempersiapkan tes senjata berat dalam beberapa bulan ke depan. Menurut mereka, peluncuran satelit merupakan tes terselubung teknologi rudal yang dilarang resolusi Dewan Keamanan PBB.
KCNA melaporkan peluncuran yang digelar Administrasi Pengembangan Antariksa Nasional (NADA) Korut dan Akademi Ilmu Pertahanan "berdasarkan rencana pengembangan satelit pengintai." Peluncuran ini merupakan tes perangkat satelit kedua pekan ini dan peluncuran rudal kesembilan tahun ini.
"Melalui tes ini, NADA mengkonfirmasi keandalan transmisi data dan sistem penerimaan satelit, sistem komando kendali, dan berbagai sistem kendali di darat lainnya," kata KCNA dalam laporan mereka, Ahad (6/3/2022).
Seperti tes pada 27 Februari lalu dalam laporannya kali ini, KCNA juga tidak menjelaskan rudal yang digunakan dalam peluncuran tersebut. Tapi pihak berwenang Korsel mengatakan tampaknya rudal balistik ditembakkan di sekitar Pyongyang yang menjadi lokasi bandara internasional.
Militer Korsel mengatakan rudal Korut terbang setinggi 560 kilometer dan sejauh 270 kilometer. Saat perundingan denuklirisasi masih mengalami kebuntuan, tes rudal Korut pada Januari lalu tembus rekor. Hal itu dapat menandakan Pyongyang akan kembali menggelar uji coba senjata nuklir atau rudal balistik antar-benua (ICBM) untuk pertama kalinya sejak 2017.
Uji coba rudal Sabtu (5/3/2022) kemarin digelar beberapa hari sebelum pemilihan presiden Korsel pada Rabu (9/2/2022) mendatang. Pemerintah Korut bersiap menghadapi upaya Korut meluncurkan satelit pengintai ke orbit dalam waktu dekat.
"Setiap peluncuran satelit dapat menimbulkan dampak serius, teknologinya sama dengan yang digunakan untuk meluncurkan ICBM," kata Lee Jong-seok, penasihat kebijakan luar negeri calon presiden Lee Jae-myung.
Korsel juga mendorong rencana untuk meluncurkan kendaraan antariksa mereka sendiri. Sesuatu yang tidak dilarang Dewan Keamanan PBB. Kantor berita Yonhap melaporkan pada bulan ini Korsel berencana untuk menggelar uji coba proyektil luar angkasa bahan bakar padat. Sebagai salah satu proyek untuk mengerahkan satelit pengintai militer mereka sendiri untuk memantau Korut.