Senin 07 Mar 2022 09:22 WIB

Enam Juta Jiwa Meninggal Akibat Covid-19

Laporan Johns Hopkins University menyatakan 5.997.994 orang meninggal akibat Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Petugas menggali liang lahat di lahan baru pemakaman khusus Covid-19
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Jumlah kematian resmi global Covid-19 hampir melampaui enam juta jiwa. Penyebaran virus corona tersebut telah memasuki tahun ketiga dan masih jauh dari kata selesai.

Laporan Johns Hopkins University menyatakan sebanyak 5.997.994 orang telah meninggal akibat Covid-19 hingga Ahad (6/3/2022) sore. Pulau-pulau terpencil di Pasifik yang berhasil mengisolasi diri selama dua tahun, baru saja bergulat dengan wabah dan kematian pertama akibat varian Omicron yang sangat menular.

Baca Juga

"Mengingat apa yang kita ketahui tentang Covid ... kemungkinan akan menyerang mereka setidaknya untuk tahun depan atau lebih," kata kepala delegasi Palang Merah Pasifik Katie Greenwood.

Contoh saja Tonga yang melaporkan wabah pertamanya setelah virus tiba akibat kapal bantuan internasional usai letusan gunung berapi besar yang diikuti oleh tsunami pada Januari. Wilayah ini sekarang memiliki beberapa ratus kasus, meski 66 persen dari populasinya divaksinasi penuh.

Selain pulau Pasifik yang mulai menghadapi virus Corona, Hong Kong kini kembali menghadapi gelombang penyebaran virus yang besar. Wilayah ini melaporkan kematian yang melonjak dan memutuskan menguji sebanyak tiga kali untuk seluruh populasinya yang berjumlah 7,5 juta.

Selain itu tingkat kematian tetap tinggi pun terjadi di Polandia, Hongaria, Rumania, dan negara-negara Eropa Timur lainnya. Sedangkan Amerika Serikat mendekati satu juta kematian yang dilaporkan. Padahal program vaksinasi terus dilakukan dan persedian vaksin yang dapat dibilang tanpa batas.

Profesor tamu di sekolah kedokteran National University of Singapor dan ketua bersama Koalisi Imunisasi Asia Pasifik Tikki Pang menyatakan, kasus kematian tertinggi di seluruh dunia mayoritas kelompok yang tidak menerima vaksinasi. "Ini adalah penyakit yang tidak divaksinasi, lihat apa yang terjadi di Hong Kong sekarang, sistem kesehatan sedang kewalahan," katanya.

"Sebagian besar kematian dan kasus parah berada di segmen populasi yang tidak divaksinasi dan rentan," ujar mantan direktur kebijakan penelitian dan kerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement