Mykhailo yang merupakan pengusaha kuliner terkenal tidak memiliki waktu untuk menonton berita invasi di stasiun televisi Rusia. Ia mengatakan sejak tembakan di Ibukota Kiev dimulai ia dan istrinya fokus melindungi putri mereka yang berusia enam tahun dan putra yang masih bayi.
Di malam hari anak-anak terbangun karena suara ledakan dan tidak berhenti menangis. Keluarga itu pun memutuskan keluar dari Kiev kemudian mengungsi ke luar negeri.
Mereka tiba di Hungaria, di mana Mykhailo meninggalkan istri dan anak-anaknya untuk pulang ke Ukraina. Membantu bangsanya melawan invasi Rusia.
Ia terkejut tidak mendengar kabar dari ayahnya yang bekerja di gereja dekat Nizhny Novgorod, Rusia. Ia menelepon ayahnya dan menceritakan apa yang terjadi. Ayahnya menjawab ceritanya tidak benar, karena tidak ada perang dan sebenarnya Rusia sedang menyelamatkan Ukraina dari Nazi.
Mykhailo mengatakan sebelumnya ia merasa tahu kuatnya propaganda Rusia. Tapi ketika mendengarnya dari ayahnya sendiri ia merasa hancur.
"Ayah saya sendiri tidak percaya pada saya, tahu saya ada di sini dan melihat sendiri dengan mata saya, dan ibu saya, mantan istrinya juga melalui hal ini," katanya.
"Ia bersembunyi bersama nenek saya di kamar mandi selama pengeboman," katanya.
Selama puluhan tahun pemerintah mengendalikan media-media Rusia. Pemirsa diberi pandangan yang tidak kritis mengenai Rusia dan aksinya di seluruh dunia.
"Narasi negara hanya menunjukkan Rusia adalah pihak yang baik," kata pakar Rusia dan politik komunikasi University of Glasgow Dr Joanna Szostek.
"Bahkan apa yang mereka ceritanya tentang Perang Dunia II, Perang Patriotik Besar, Rusia tidak pernah salah, dan itulah mengapa sekarang mereka tidak mempercayainya," tambah Szostek.