Senin 07 Mar 2022 22:02 WIB

PM Shtayyeh Kecam Pembunuhan Bocah Palestina Oleh Tentara Israel

Israel melakukan rangkaian pembunuhan terhadap warga Palestina

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nashih Nashrullah
 Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengutuk aksi pembunuhan warga Palestina oleh tentara Israel.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengutuk aksi pembunuhan warga Palestina oleh tentara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH— Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada Ahad (6/3/2022) mengecam pembunuhan bocah berusia 14 tahun oleh tentara Israel di Abu Dis, kota di tenggaraYerusalem, kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan.

Shtayyeh mewanti-wanti apa yang disebutnya konsekuensi berbahaya dari eskalasi pembunuhan dan eksekusi lapangan yang dilakukan oleh pasukan Israel di wilayah Palestina. 

Baca Juga

Menurut kesaksian warga Palestina, bocah bernama Yamen Jaffalitu terluka parah dalam aksi protes warga Palestina di Abu Dis. Saat itu pasukan Israel menyerbu kota itu untuk menangkap aktivis Palestina. 

Saksi menambahkan tentara Israel menghalang-halangi ambulans Palestina untuk mengevakuasi Jaffal. Mereka lantas menangkap bocah itu selagi kondisinya kritis. Jaffal kemudian meninggal akibat luka-luka yang dideritanya, menurut kementerian kesehatan.

Sementara itu, juru bicara militer Israel melalui pernyataan mengeklaim bahwa tentara Israel melihat dua warga Palestina melempar bom molotov ke arah pos militer Israel di daerah tersebut.

Jubir itu juga mengatakan tentara Israel menembaki keduanya, salah satunya terluka dan satu lainnya melarikan diri. Sebelumnya pada Minggu, seorang warga Palestina berusia 19 tahun tewas di tangan polisi Israel di kota tua di Yerusalem Timur setelah berupaya menikam dua polisi Israel, menurut Radio Israel.  

Kelompok hak asasi Palestina dan internasional telah lama mengutuk apa yang mereka katakan sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan Israel. 

Sementara itu, B'Tselem, sebuah kelompok hak asasi Israel, mengatakan telah mencatat 77 kematian warga Palestina di tangan pasukan Israel di Tepi Barat tahun lalu. Lebih dari setengah dari mereka yang tewas tidak terlibat dalam serangan apapun. 

Bulan lalu, Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa Israel melakukan kejahatan apartheid terhadap warga Palestina. "Israel harus bertanggung jawab karena memperlakukan mereka sebagai kelompok ras yang lebih rendah," kata Amnesty International. 

Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur setelah perang Timur Tengah 1967. Permukiman Israel yang dibangun di atas tanah Palestina dianggap ilegal menurut hukum internasional. 

Saat ini, antara 600 ribu dan 750 ribu pemukim Israel tinggal di setidaknya 250 permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.   

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement