REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pejabat kesehatan China mengatakan Hong Kong harus tetap menjalankan strategi "dynamic zero" atau tanpa toleransi dalam upaya mengatasi pandemi Covid-19. Fokus mengurangi angka kasus infeksi, gejala berat dan kematian.
Pusat finansial itu rencananya akan menggelar tes massal Covid-19 pada bulan ini. Kantor berita Xinhua melaporkan Komisi Kesehatan Nasional China Liang Wannian mengatakan tes massal diperlukan di waktu yang tepat dengan detail dilakukan dengan cermat.
"Dalam tahap saat ini mengurangi kasus infeksi, gejala berat dan kematian di Hong merupakan prioritas utama dan paling penting, setelah kami meraih target pertama, kami kemudian akan pindah ke tujuan yang kedua dan ketiga," kata Liang yang mengkoordinasikan upaya mengatasi lonjakan kasus infeksi di Hong Kong, Selasa (8/3/2022).
Liang mengatakan strategi tanpa toleransi bukan berarti tidak ada kasus penularan Covid-19. Tapi Hong Kong harus melakukan yang terbaik untuk mengurangi kasus infeksi dan mengambil tindakan untuk memotong penyebaran lebih jauh.
Pernyataan ini disampaikan saat total infeksi Covid-19 di Hong Kong mencapai 500 ribu kasus infeksi dan 2.200 lebih kasus kematian. Pihak berwenang memberikan pesan yang kontradiktif dan membingungkan perihal skema tes massal.
Harga makanan di kota itu naik dan di setiap pekan ada beberapa hari rak-rak makanan kosong. Karena warga yang panik menimbun makanan, khawatir pemerintah akan memberlakukan karantina totoal atau lockdown.
Hong Kong diperkirakan akan melaporkan puluhan ribu kasus infeksi baru pada Selasa ini. Setelah meluncurkan situs pelaporan mandiri pada Senin (7/3/2022) kemarin malam, di mana masyarakat biasa mencantumkan nama mereka sendiri bila terinfeksi virus corona.
Pemerintah Hong Kong mengatakan setelah mencatatkan nama di situs tersebut pihak berwenang akan mencoba memasukan pasien Covid-19 ke fasilitas isolasi yang telah disediakan bila rumah mereka terlalu padat.