REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan pada Rabu (9/3/2022) telah memulangkan tujuh pelaut Korea Utara. Mereka berada di kapal yang disita karena menyeberang ke perairan Korea Selatan.
Kapal itu ditarik ke sebuah pulau perbatasan Korea Selatan setelah melintasi Garis Batas Utara (NLL), atau batas laut de facto antara kedua negara. Sebuah kapal patroli Korea Utara berupaya melacak kapal yang disita tersebut, dan sempat melintasi NLL.
Tetapi kapal patroli Korea Utara berbalik arah tak lama setelah militer Korea Selatan memberikan peringatan dan melepaskan tembakan peringatan. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, militer menyerahkan tujuh pelaut dan kapal yang disita kepada pihak berwenang Korea Utara di dekat NLL sekitar pukul 02.00 dini hari, setelah kru diminta untuk kembali selama interogasi.
"Telah dikonfirmasi bahwa penyeberangan perbatasan disebabkan oleh kesalahan navigasi dan cacat mekanis, dan semua pelaut menyatakan kesediaan mereka untuk kembali ke Korea Utara," kata pernyataan Kementerian Pertahanan.
Insiden itu terjadi pada waktu yang sensitif di Semenanjung Korea. Ketegangan meningkat karena Pyongyang melakukan uji coba rudal, dan meningkatnya tanda-tanda aktivitas di lokasi uji coba nuklirnya.
Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis tetap berperang sejak Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.