REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Kebakaran melanda sebuah kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh tenggara. Insiden ini menewaskan seorang anak laki-laki berusia enam tahun. Insiden ini juga menyebabkan sekitar 2.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Kebakaran pada Selasa (8/3/2022) memusnahkan bagian dari kamp Kutupalong di Cox's Bazar. Kamp itu terletak di sebuah distrik perbatasan yang menampung lebih dari satu juta pengungsi Muslim Rohingya, yang melarikan diri dari tindakan keras militer di Myanmar pada 2017.
Seorang pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi Rohingya, Mohammed Shamsud Douza, mengatakan, pekerja darurat berhasil memadamkan api setelah beberapa jam. Namun penyebab kebakaran masih belum diketahui.
“Sayangnya, satu anak meninggal. Dan lebih dari 300 rumah hangus terbakar,” kata Douza kepada kantor berita Reuters melalui telepon.
Video dan foto-foto menunjukkan asap hitam mengepul di atas gubuk-gubuk dan tenda-tenda yang terbakar. Sementara para pengungsi Rohingya bergegas mengambil barang-barang mereka dan menyelamatkan diri dari kobaran api.
“Semuanya terbakar menjadi abu. Banyak yang tidak memiliki rumah,” kata seorang pengungsi Rohingya, Mohammed Shafiullah.
Lembaga Save the Children mengatakan, beberapa keluarga tunawisma tinggal bersama kerabat. Sementara warga Rohingya lainnya dibawa ke kamp lain.
“Tempat penampungan yang terbuat dari bambu kering dan terpal sangat mudah terbakar. Lebih banyak bahan tahan api harus diizinkan dan bukaan tambahan di pagar perlu dibangun sehingga pengungsi dapat mencapai keselamatan dalam keadaan darurat,” ujar Country Director Save the Children di Bangladesh, Onno van Manen.
Van Manen mengatakan, risiko kebakaran di daerah padat penduduk sangat besar, tetapi dapat dihindari dengan dukungan dan infrastruktur yang tepat. Pada Maret tahun lalu, kebakaran besar melanda pemukiman pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, dan menewaskan sedikitnya 15 pengungsi serta menghancurkan lebih dari 10.000 gubuk.
Pada Januari, kembali terjadi kebakaran besar yang menghancurkan 1.200 tempat penampungan dan menyebabkan lebih dari 5.000 orang kehilangan tempat tinggal. Selain itu, empat kebakaran kecil juga melanda penampungan pengungsi Rohingya antara Januari dan Maret 2022.