REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Rabu (9/3/2022) membahas melalui telepon opsi upaya politik dan diplomatik untuk menyelesaikan perang Rusia-Ukraina.
Menurut sebuah pernyataan dari Kremlin, para pemimpin itu berbicara tentang hasil perundingan damai putaran ketiga antara delegasi Rusia dan Ukraina pada Senin kemarin
"Selain itu, perhatian khusus diberikan pada aspek kemanusiaan dari situasi di Ukraina dan di republik Donbass," ungkap pernyataan Kremlin itu.
Putin juga memberi tahu Scholz tentang langkah-langkah mengatur koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil, tambah pernyataan itu. Para pemimpin Rusia dan Jerman sepakat untuk melanjutkan komunikasi di berbagai tingkatan, sebut Kremlin
Delegasi Rusia dan Ukraina telah bertemu tiga kali di kota Brest Belarus, yang terbaru pada Senin. Delegasi Moskow dipimpin oleh penasihat presiden Rusia Vladimir Medinsky, sementara Kyiv dipimpin oleh Mikhail Podolyak, penasihat Zelenskyy.
Setelah pertemuan tersebut, Podolyak menyatakan di Twitter bahwa pembicaraan tersebut menghasilkan langkah-langkah "positif kecil" dalam mengembangkan koridor kemanusiaan. Moskow memiliki berbagai syarat untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Salah satunya mereka ingin Ukraina mengamandemen Konstitusinya untuk menyatakan dengan tegas bahwa Kyiv tidak akan bergabung dengan aliansi apa pun dan Krimea adalah wilayah Rusia. Pada Februari 2019, parlemen Ukraina menyetujui amandemen Konstitusi yang menetapkan keinginan Ukraina bergabung ke NATO.
Kyiv ingin perang di wilayahnya berakhir dan pasukan Rusia mundur sepenuhnya dari tanah Ukraina, termasuk Krimea dan Donbas. Putaran pertama negosiasi berlangsung pada 28 Februari di Gomel, Belarusia, dekat perbatasan Ukraina, dan berlangsung selama lima jam. Pembicaraan damai kedua berlangsung pada 3 Maret, dan yang ketiga berlangsung pada 7 Maret di Brest.
Baca juga :ISIS Mengaku Senang dengan Perang Rusia-Ukraina, Ini Alasannya