Kamis 10 Mar 2022 19:35 WIB

Sekjen PBB Desak Rusia Hentikan Pertumpahan Darah di Ukraina

PBB menyayangkan serangan Rusia terhadap sebuah rumah sakit di Ukraina.

Asap membubung pascaserangan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022).
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
Asap membubung pascaserangan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (9/3/2022) mendesak Rusia untuk menghentikan pertumpahan darah sekarang juga. Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan udara Moskow terhadap sebuah rumah sakit di Ukraina.

"Serangan baru-baru ini terhadap rumah sakit di kota Mariupol, Ukraina, di mana terdapat bangsal ibu dan anak, mengerikan," kata Guterres di akun Twitter.

Baca Juga

"Warga sipil harus membayar harga termahal untuk perang yang tidak ada sangkut pautnya dengan mereka," katanya. "Kekerasan yang tidak masuk akal ini harus akhiri. Setop pertumpahan darah sekarang."

Dewan Kota Mariupol mengungkapkan bahwa pasukan Rusia menjatuhkan sejumlah bom. Lewat kanal Telegram miliknya, mereka membagikan sebuah foto tentang lokasi salah satu bom yang dijatuhkan.

"Mariupol. Serangan langsung pasukan Rusia di rumah sakit bersalin. Orang-orang, anak-anak tertimbun reruntuhan. Keji! Berapa lama lagi dunia akan menjadi antek yang mengabaikan teror? Tutup langit (Ukraina) sekarang juga! Setop pembunuhan! Anda memiliki kekuatan, tetapi Anda terlihat seperti hilang rasa kemanusiaan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy lewat Telegram.

Sedikitnya 516 warga sipil tewas dan 908 lainnya terluka di Ukraina sejak Rusia melakukan invasi ke negara tetangganya itu, menurut data PBB. Jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.

Lebih dari 2,1 juta warga Ukraina telah menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga, menurut Komisaris Tinggi untuk Pengungsi PBB (UNHCR).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement