REPUBLIKA.CO.ID, TIGRAY -- Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Kamis (10/3/2022) bahwa 7 juta orang di wilayah Tigray utara Ethiopia membutuhkan bantuan mendesak.
"Selama lebih dari setahun, blokade de facto telah membuat 7 juta orang di Tigray kehilangan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan, dan akses ke makanan. Orang-orang dalam kondisi sekarat," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus di Twitter.
Menyerukan Ethiopia dan Eritrea untuk menjamin akses langsung dan aman, dia berkata:
"Hidup itu berharga - di mana-mana."
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Program Pangan Dunia memperingatkan bahwa sekitar 13 juta orang di Ethiopia, Kenya, dan Somalia menghadapi kelaparan parah karena kondisi kekeringan sejak 1981.
Konflik antara pemerintah Ethiopia dan pemberontak Tigray dimulai pada November 2020 setelah pemberontak tentara di seluruh Tigray, termasuk ibu kota Mekele.