ANTALYA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat mengecam Barat soal invasi Rusia ke Semenanjung Krimea di Ukraina tahun 2014, dan mengatakan tanggapan yang lebih kuat setelah invasi Rusia dapat mencegah perang Moskow saat ini di Ukraina.
"Jika seluruh Barat telah menyuarakan protes terhadap invasi Krimea pada 2014, apakah kita akan menghadapi kondisi hari ini?" ungkap Erdogan pada upacara pembukaan Forum Diplomasi Antalya di selatan Turki.
Pada 2014, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina, sebuah langkah yang secara luas dipandang ilegal oleh komunitas internasional, termasuk Turki dan Majelis Umum PBB.
Ukraina telah ditinggalkan dalam tujuannya yang benar, kata presiden Turki saat perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-16.
“Harapan kami adalah moderasi dan akal sehat akan menang dan senjata akan dibungkam sesegera mungkin,” lanjut dia.
Sambil mendukung perjuangan Ukraina yang sah, Erdogan menolak untuk mengutuk seni, sastra, atau artis Rusia, dengan mengatakan, "Praktik fasis terhadap warga dan budaya Rusia di negara-negara Barat tidak akan pernah dapat diterima."
Perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menarik kecaman internasional, menyebabkan sanksi keuangan di Moskow, dan mendorong penarikan perusahaan global dari Rusia.
Setidaknya 564 warga sipil telah tewas dan 982 lainnya terluka di Ukraina sejak Rusia melancarkan perang pada 24 Februari, kata PBB, juga memperingatkan bahwa kondisi di lapangan membuat sulit untuk memverifikasi jumlah sebenarnya.
Lebih dari 2,5 juta orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, dan sekitar 2 juta lebih diperkirakan mengungsi di dalam Ukraina, menurut badan pengungsi PBB.
Mereformasi Dewan Keamanan PBB
Erdogan juga mengulangi seruannya untuk mereformasi Dewan Keamanan PBB agar lebih representatif, sebuah alasan yang telah lama dia perjuangkan dengan menggunakan moto: "Dunia lebih besar dari lima."
“Arsitektur keamanan global baru, yang akan melindungi perdamaian sebagai lawan dari status quo, yang akan melayani seluruh umat manusia alih-alih kepentingan lima negara (di Dewan Keamanan), harus dibentuk,” tutur dia.
Menyoroti Turki akan terus bekerja untuk mereformasi PBB, dengan keyakinan bahwa dunia yang lebih adil mungkin diwujudkan, Erdogan mengatakan, “Kami berpendapat bahwa pendekatan kami terhadap diplomasi juga harus berubah, dan dipertimbangkan kembali berdasarkan pengalaman.”
Selain kemampuannya untuk menyelesaikan masalah, diplomasi juga harus digunakan untuk mencegah masalah dan ketegangan, ujar dia.
“Tugas utama diplomasi harus memperkuat perdamaian dan stabilitas, bukan hanya membangun perdamaian,” tambah Erdogan.
Konflik Rusia-Ukraina
Menekankan pentingnya Forum Diplomasi Antalya Turki, Erdogan mengatakan, “Saya percaya pesan perdamaian, dialog dan solidaritas yang kami kirimkan dari Antalya pada saat yang sulit... telah memberikan makna yang sangat khas kepada pesertanya.”
“Fakta bahwa negosiasi tingkat tinggi pertama antara Rusia dan Ukraina dilakukan di sini kemarin menunjukkan bahwa Forum Diplomasi Antalya telah mulai mencapai tujuannya,” ujar Erdogan.
Para menteri luar negeri Turki, Ukraina, dan Rusia bertemu pada Kamis pagi untuk membahas perdamaian untuk perang Rusia-Ukraina, yang baru saja memasuki minggu ketiga.
Pertemuan tripartit tingkat tinggi di kota pingir pantai Turki itu berlangsung selama lebih dari satu jam.
“Kami berharap akal sehat akan menang dan senjata akan dibungkam sesegera mungkin,” tambah presiden Turki.
“Agar perdamaian dan ketenangan berlaku di kawasan kami, kami akan terus mengerahkan segala upaya, termasuk menjalankan kekuasaan yang diberikan kepada negara kami oleh Konvensi Montreux,” sebut dia.
Konvensi Montreux memberi Turki kendali atas Selat Istanbul (Bosphorus) dan Canakkale (Dardanelles) dan mengatur perjalanan kapal perang ke Laut Hitam.
Forum Diplomasi Antalya tingkat tinggi selama tiga hari telah mempertemukan peserta dari 75 negara, termasuk 17 kepala negara, 80 menteri pemerintah, dan 39 perwakilan organisasi internasional.
Anadolu Agency adalah mitra komunikasi global forum tersebut.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın