REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, negaranya tidak akan memerangi Rusia di Ukraina. Namun dia menegaskan, AS bakal mempertahankan wilayah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
“Kami tidak akan berperang melawan Rusia di Ukraina. Konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia adalah Perang Dunia III, sesuatu yang harus kita cegah,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, Jumat (11/3/2022), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Kendati demikian, Biden mengatakan, AS akan berdiri dengan para sekutunya di Eropa. “Kami akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO dengan kekuatan penuh NATO yang bersatu dan membangkitkan,” ucapnya.
Pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan, pertempuran yang berlangsung di Ukraina tak boleh dibiarkan meluas menjadi peperangan antara NATO dan Rusia. “Kami memiliki tanggung jawab untuk mencegah konflik ini meningkat di luar perbatasan Ukraina menjadi perang penuh antara Rusia dan NATO,” kata Stoltenberg di sela-sela forum diplomatik di Turki, Jumat.
Terkait penerapan zona larangan terbang yang diminta Ukraina, Stoltenberg mengungkapkan hal itu dapat mengarah pada perang penuh antara Rusia dan NATO. “(Karena) itu berarti kami harus siap menembak jatuh pesawat Rusia, karena zona larangan terbang bukan hanya sesuatu yang Anda nyatakan, (tapi) Anda juga harus terapkan,” ucapnya.
Menurut dia, jika Rusia dan NATO terlibat pertempuran penuh, dampak kehancurannya akan lebih buruk. Jumlah korban tewas pun bakal menjulang. Stoltenberg menjelaskan, pelatihan puluhan ribu tentara Ukraina oleh negara-negara anggota NATO dalam beberapa tahun terakhir, serta pasokan peralatan militer ke Kiev, telah terbukti sangat penting bagi pasukan Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.
Kendati demikian, Stoltenberg menegaskan, yang paling penting saat ini adalah Presiden Rusia Vladimir Putin harus segera mengakhiri peperangan di Ukraina. “Tarik semua kekuatannya dan terlibat dengan iktikad baik dalam upaya diplomatik untuk menemukan solusi politik,” ujarnya.