REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY – Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan para pemimpin politik negara itu ingin pindah ke fase baru hidup dengan Covid-19 seolah-olah itu adalah flu, Sabtu (13/3/2022).
Keputusan tersebut sebelum ditetapkan terlebih dahulu akan berkonsultasi dengan pakar kesehatan.
Sehari setelah bertemu dengan kabinet nasional negara bagian dan para pemimpin federal, Morrison mengatakan telah membahas pemindahan ke "Fase D" dari rencana respons pandemi nasional.
"Bandara kami buka lagi, kedatangan internasional bisa datang, sekarang ada keringanan karantina untuk orang yang kembali, jadi kami cukup banyak di Fase D," katanya.
Para pemimpin ingin membatalkan persyaratan isolasi untuk kontak dekat kasus Covid-19 dan akan mencari saran lebih lanjut tentang ini dari panel ahli.
"Kami yakin kami cukup banyak di Fase D sekarang, ada beberapa pengecualian untuk itu. Fase D, ingat, berarti hidup dengan virus seperti flu," katanya.
Morrison menyatakan, saat ini Australia Barat dan Northern Territory masih tertinggal satu bulan dari negara bagian timur dalam menjatuhkan pembatasan. Pejabat kesehatan di New South Wales pekan ini mulai menandai kekhawatiran tentang peningkatan sub-varian BA.2 baru dari Omicron. Varian ini dapat membawa dua kali lipat kasus harian pada akhir bulan dari angka terbaru sekitar 15 ribu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bulan lalu bahwa varian BA.2 tampaknya lebih menular daripada sub-varian BA.1 asli.
Untuk mengatasi ini pemerintah federal Australia mengatakan akan menginvestasikan 2,1 miliar dolar Australia untuk membeli vaksin dan kit pelindung. Pemerintah pun mensubsidi tes antigen cepat untuk mengelola Covid-19 dan flu menjelang musim dingin di bagian selatan.