Ahad 13 Mar 2022 17:37 WIB

33 Pekerja Migran Indonesia Berhasil Raih Gelar Sarjana di Singapura

Sebanyak 33 Pekerja Migran Indonesia meraih gelar sarjana di Singapura.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) (Ilustrasi). Sebanyak 33 Pekerja Migran Indonesia (PMI) lulus dari Universitas Terbuka Kelompok Belajar (PokJar) Singapura.
Foto: Antara/Teguh Prihatna
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) (Ilustrasi). Sebanyak 33 Pekerja Migran Indonesia (PMI) lulus dari Universitas Terbuka Kelompok Belajar (PokJar) Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Sebanyak 33 Pekerja Migran Indonesia (PMI) lulus dari Universitas Terbuka Kelompok Belajar (PokJar) Singapura. Mereka berasal dari berbagai program studi yaitu program studi Sastra Inggris bidang minat Penerjemahan (8 orang), Manajemen (8 orang), Akuntansi (9 orang), Ilmu Pemerintahan (3 orang), Ilmu Administrasi Negara (2 orang) dan Ilmu Komunikasi (3 orang). 

Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada 33 PMI wisudawan. “Universitas Terbuka merupakan pengejawantahan amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan akses pendidikan tanpa memandang usia, jenis kelamin, status sosial, suku, agama maupun ras,” kata Dubes Suro dalam acara wisuda yang dilakukan secara virtual, Sabtu (12/3/2022) waktu setempat.

Baca Juga

Dubes Suryo menghimbau agar setiap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Singapura dan ingin melanjutkan pendidikan bisa bergabung dengan Universitas Terbuka Pokjar Singapura. Seluruh masyarakat Indonesia di Singapura baik PMI, ibu rumah tangga, pekerja profesional, anak buah kapal dapat menambah kapasitas diri dengan bergabung dalam keluarga besar Universitas Terbuka.

Dubes juga menegaskan bahwa Indonesia Emas di tahun 2045 hanya bisa tercapai jika Bangsa Indonesia dapat meningkatkan rata-rata pendidikan masyarakat dan memiliki pekerja migran yang mempunyai kapasitas dan menjadi white collar. Menurutnya, Indonesia memerlukan jumlah kelas menengah terdidik yang mencukupi kalau mau menjadi negara industri dan menjadi negara nomor empat terbesar di dunia.

“Bangsa Indonesia mempunyai kemampuan untuk bisa cepat meningkatkan kualitas manusia. Sebanyak 33 PMI yang diwisuda hari ini bisa menjadi sarjana dengan biaya sendiri dan ketekunan untuk menuntut ilmu,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement