REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Ia meminta Moskow segera menghentikan serangan dan mengakhiri konflik.
Kritik Lapid, Ahad (13/3/2022) merupakan pernyataan paling keras pejabat Israel terhadap Rusia sejak Presiden Vladimir Putin menggelar invasi yang ia sebut "operasi militer khusus" ke Ukraina. Pernyataan Menteri Luar Negeri terpisah dari Perdana Menteri Naftali Bennett yang menahan diri untuk mengecam Rusia.
Israel berada dalam posisi paling dilematis dalam invasi Rusia ke Ukraina. Bennett memang sudah menyampaikan dukungannya pada rakyat Ukraina, dan Israel pun telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.
Namun Israel mengandalkan Rusia dalam koordinasi keamanan di Suriah. Militer Rusia aktif di negara Timur Tengah tersebut. Sementara pesawat-pesawat Angkatan Udara Israel kerap melepaskan tembakan ke target-targetnya seperti fasilitas Iran di Suriah.
Israel juga memiliki hubungan sangat kuat dengan Rusia maupun Ukraina. Israel juga sekutu dekat Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. Sementara Washington pendukung terkuat Ukraina dalam menghadapi Rusia.
Bennett juga mencoba menjadi penengah antara Kremlin dan Ukraina. Kritik Lapid terhadap Rusia ia sampaikan saat bertemu menteri luar negeri Romania di Bucharest.