Senin 14 Mar 2022 15:02 WIB

India Sulit Perkuat Pertahanan dengan Sanksi Barat Terhadap Rusia

Hampir 60 persen dari peralatan pertahanan India berasal dari Rusia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Tank India meluncur selama latihan militer bersama Rusia, 23 Oktober 2013. Rusia menyumbang hampir 49 persen alat pertahanan India.
Foto: AP Photo/Deepak Sharma
Tank India meluncur selama latihan militer bersama Rusia, 23 Oktober 2013. Rusia menyumbang hampir 49 persen alat pertahanan India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sanksi terhadap Rusia menyulitkan India untuk memperkuat pertahanan. New Delhi diketahui bergantung kepada pasokan peralatan militer yang disediakan oleh Moskow.

Pada awal 1990-an, sekitar 70 persen dari senjata tentara, 80 persen dari sistem angkatan udara, 85 persen dari platform angkatan lautnya berasal dari Uni Soviet. India sekarang mengurangi ketergantungannya pada senjata Rusia dan mendiversifikasi pengadaan pertahanannya, membeli lebih banyak dari negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Israel, Prancis dan Italia.

Baca Juga

Tapi para ahli mengatakan hingga 60 persen dari peralatan pertahanan India berasal dari Rusia. Laporan Stockholm International Peace Research Institute menyatakan, dari 2016-2020, Rusia menyumbang hampir 49 persen dari impor pertahanan India, sementara saham Prancis dan Israel masing-masing hanya 18 persen dan 13 persen.

Mantan komandan militer India Letnan Jenderal DS Hooda mengatakan, negara itu tidak hanya bergantung pada persenjataan Rusia. New Delhi juga sangat bergantung untuk peningkatan dan modernisasi militer saat bergerak menuju kemandirian di sektor pertahanan.

"Rusia adalah satu-satunya negara yang menyewakan kapal selam nuklir ke India. Akankah ada negara lain yang menyewakan kapal selam nuklir ke India?" tanya Hooda.

Peneliti senior di Center for Policy Research Sushant Singh mengatakan, Angkatan Laut India memiliki satu kapal induk. Aramana ini milik Rusia. "Sebagian besar jet tempur India dan sekitar 90 persen tank tempurnya adalah milik Rusia," ujarnya.

Angkatan Laut India menyewa Chakra-1, kapal selam rudal jelajah nuklir kelas Charlie, dari Uni Soviet untuk pelatihan pada 1987. Kemudian mendapatkan kapal selam Soviet lain, Chakra-2, sebagai gantinya. Kontrak senilai 3 miliar dolar AS untuk menyewa kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Akula-1 dari Rusia selama 10 tahun dan diharapkan akan dikirimkan pada 2025.

photo
Kapal angkatan laut India, INS Vikramaditya. India membeli satu-satunya kapal induk dari Rusia pada 2004. - (AP Photo/Rishi Lekhi)

India membeli satu-satunya kapal induknya, INS Vikramaditya, dari Rusia pada 2004. Kapal induk pertama India yang berbobot 40.000 ton sedang menjalani uji coba laut menjelang pelepasan yang direncanakan pada tahun depan.

Selain itu, Angkatan Udara India saat ini mengoperasikan lebih dari 410 pesawat tempur Soviet dan Rusia yang terdiri dari campuran platform impor dan yang dibangun dengan lisensi. Inventaris peralatan militer buatan Rusia India juga mencakup kapal selam, tank, helikopter, kapal selam, fregat, dan rudal.

Dengan sanksi yang diberikan Barat terhadap Rusia, kesepakatan sistem rudal S-400 Rusia telah menempatkan India pada risiko. Washington meminta mitranya untuk menghindari pembelian peralatan militer Moskow dan kondisi ini membuat posisi New Delhi menjadi sulit ketika berhadapan dengan ancaman Islamabad dan Beijing.

Baca juga : Trump: Perang Ukraina Bisa Mengarah Perang Dunia III

Pensiunan diplomat dan rekan terhormat di Jindal School of International Affairs Jitendra Nath Misra mengatakan, AS belum menunjukkan kesediaan untuk memberikan transfer teknologi ke India. "Saya ingin bertanya kepada teman-teman Amerika kami: Jenis teknologi pertahanan apa yang telah Anda berikan kepada kami? Apa yang ditawarkan AS adalah pesawat tempur F-16 yang diganti namanya menjadi F-21. F-16 sudah usang dari sudut pandang India. Lihat, kami memilih Mig-21 pada 1960-an karena F-104 ditolak ke India. Kami melihat hal yang sama," katanya.

Tapi, selama masa kepresidenan Donald Trump, AS dan India menyelesaikan kesepakatan pertahanan senilai lebih dari 3 miliar dolar AS.Perdagangan pertahanan bilateral meningkat dari mendekati nol pada 2008 menjadi 15 miliar dolar AS pada 2019. Pembelian utama India dari AS termasuk pesawat patroli maritim jarak jauh, C- 130 pesawat angkut, rudal dan drone.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement