Selasa 15 Mar 2022 03:40 WIB

Intelijen AS: Putin Mulai Frustrasi

Perang yang diprediksi dimenangkan dalam dua hari sudah memasuki hari ke-20.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Foto: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo
Presiden Rusia, Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Berdasarkan asesmen intelijen Amerika Serikat (AS) saat ini Presiden Rusia Vladimir Putin semakin frustrasi dengan kegagalan militernya di Ukraina. Pasalnya perang yang diprediksi dimenangkan dalam dua hari sudah memasuki hari ke-20.

Intelijen AS menilai hal ini akan menimbulkan lebih banyak kekerasan dan kehancuran di Ukraina. Sejumlah pejabat intelijen AS mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai kemungkinan Putin meningkatkan eskalasi untuk menghancurkan perlawanan sengit Ukraina.

Baca Juga

Militer Rusia masih jauh lebih unggul dan beberapa pekan terakhir mereka juga terus membom kota-kota besar negara tetangganya itu. Dunia pun telah menyaksikan kengerian serangan rudal Rusia ke rumah sakit bersalin pekan lalu.

Tapi Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns mengatakan Putin masih terlindungi dari tekanan domestik menggunakan apa yang ia sebut 'gelembung propaganda'. Ia mengatakan Barat harus memahami pola pikir Putin sambil terus menyediakan bantuan militer ke Ukraina dan mencegahnya menyerang langsung negara-negara NATO atau menekan tombol nuklir.

Dalam rapat dengar di Kongres yang berlangsung selama dua hari pekan lalu pejabat intelijen AS mengungkapkan kekhawatiran mereka pada apa yang mungkin akan dilakukan Putin. Kecemasan itu akan membentuk keputusan para pembuat kebijakan AS mengenai Ukraina.

Pada anggota parlemen di rapat dengar itu Burns mengatakan selama dua dekade terakhir Putin mendominasi total perpolitikan Rusia. Ia menguasai pasukan keamanan, lingkar kecil penguasa, dan menyingkirkan para pembangkang dan oposisi.

Sudah lama diketahui ia mengkritik pecahnya Uni Soviet dan menolak kedaulatan Ukraina. Ia juga menyebut berakhirnya perang nuklir dengan Rusia sebagai martir.

"(Putin) menjahit kombinasi keluhan dan ambisi yang mudah terbakar selama bertahun-tahun," kata Burns seperti dikutip kantor berita Associated Press, Senin (14/3/2022).

Burns mengatakan Putin memprediksi sudah bisa menguasai Ukraina dalam dua hari. Tapi militernya gagal menguasai kota-kota besar dan kehilangan ribuan personil. Sanksi-sanksi yang diberlakukan Barat dan negara-negara lain menekan perekonomian Rusia dan merusak gaya hidup mewah para oligarki dan standar hidup masyarakat umum.

Sebagian besar mata uang Rusia yang disimpan di bank-bank di luar negeri untuk menahan sanksi-sanksi sudah dibekukan. Burns yang merupakan mantan duta besar AS untuk Moskow pernah bertemu dengan Putin beberapa kali.

Ia menjawab pertanyaan anggota parlemen mengenai kondisi kesehatan jiwa Putin. Burns mengatakan ia tidak yakin Putin memiliki gangguan kesehatan jiwa.

"Saya pikir sekarang Putin marah dan frustasi, ia mungkin menggandakan dan mencoba menggiling militer Ukraina tanpa memedulikan korban jiwa dari rakyat sipil," katanya.

Burns menambahkan baru-baru ini Rusia mengklaim AS membantu Ukraina mengembangkan senjata kimia atau biologi. Hal itu, kata Burns, mengindikasi Putin menjadikan klaim itu sebagai operasi "bendera palsu" (alasan tak benar) untuk mengerahkan senjata biologinya sendiri.  

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement