REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Ukraina tidak mungkin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam waktu dekat, Rabu (16/3/2022). Hal ini dikatakan setelah presiden negara itu mengakui Ukraina tidak akan menjadi bagian dari aliansi militer Barat.
Johnson sebagai salah satu pendukung Ukraina dan Barat yang paling vokal mengatakan realitas posisi saat ini bagi Ukraina. Sehingga tidak mungkin Ukraina akan bergabung dengan NATO dalam waktu dekat. Namun dia mengatakan keputusan harus dibuat oleh Ukraina.
"Saya berbicara dengan Volodymyr (Zelenskyy) lagi kemarin dan tentu saja saya mengerti apa yang dia katakan tentang NATO dan realitas posisi," ujar Johnson kepada penyiar di hotel Emirates Palace di Abu Dhabi dikutip laman Irish Examiner, Rabu.
"Dan semua orang selalu mengatakan – dan kami telah menjelaskan kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin – bahwa tidak mungkin Ukraina akan bergabung dengan NATO dalam waktu dekat," ujarnya.
Namun demikian, Johnson mengatakan keputusan tentang masa depan negara itu harus untuk rakyat Ukraina. Johnson juga bersumpah Inggris akan terus mendukung Zelenskyy.
"Dan yang paling penting adalah bahwa agresi Putin, serangannya yang benar-benar barbar di Ukraina harus dihentikan dan mereka tidak boleh terlihat berhasil, dan itu tidak akan berhasil," imbuh Perdana Menteri Johnson.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina. Satu-satunya tujuan dari operasi militer itu adalah demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina.
Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan tidak memberikan jaminan keamanan yang diminta Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Selasa (15/3/2022) bahwa Ukraina menyadari bahwa mereka tidak dapat bergabung dengan NATO. Ini adalah pengakuannya yang paling eksplisit bahwa tujuan tersebut, yang diabadikan dalam konstitusi Ukraina, tidak mungkin tercapai.
Hal ini terjadi ketika Rusia dan Ukraina mengadakan putaran baru perundingan damai. Zelenskyy mengatakan pada Rabu bahwa perundingan damai dengan Rusia telah berubah secara realistis.