Kamis 17 Mar 2022 14:38 WIB

Jepang Temukan Empat Kapal Amphibi Rusia

Kapal-kapal tersebut bergerak ke arah barat, kemungkinan menuju Eropa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Kapal perang Rusia jenis pendarat amfibi besar, Novocherkassk.
Foto: shipspotting.com
Kapal perang Rusia jenis pendarat amfibi besar, Novocherkassk.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Militer Jepang mengatakan menemukan empat kapal transportasi amphibi Rusia berlayar di pulau-pulaunya. Kapal-kapal tersebut bergerak ke arah barat, kemungkinan menuju Eropa.

Kementerian Pertahanan Jepang merilis foto-foto kapal amphibi yang biasanya digunakan untuk menurunkan pasukan di pantai. Foto-foto tersebut menunjukkan kapal-kapal tersebut memuat truk militer.

Baca Juga

"Kami tidak tahu ke mana mereka menuju, tapi arah mereka menunjukkan kemungkinannya," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang, Kamis (17/3/2022).

Saat ditanya apakah kemungkinan kapal-kapal tersebut menuju Ukraina. "Mungkin," kata juru bicara itu.

Pertama kali patroli maritim Pasukan Pertahanan Diri Jepang mendeteksi kapal-kapal Rusia yang mampu memuat tank dan ratusan prajurit tersebut pada Selasa (15/3/2022) lalu. Kemudian patroli Jepang mengawasinya ketika melewati dari Samudra Pasifik melewati Barat menuju Laut Jepang.

Pada Rabu (16/3/2022) kemarin kapal-kapal amphibi itu melewati Selat Tsugura yang sempit yang memisahkan pulau utama Jepang, Honshu dengan pulau Hokkaido. Juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan tidak biasa kapal-kapal Rusia melewati selat yang begitu dekat dengan wilayah Jepang.

Senjata-senjata anti-tank yang dikirimkan Amerika Serikat dan negara-negara lain ke Ukraina mungkin telah banyak merusak truk bahan bakar dan kendaraan tempur Rusia. Maka Moskow yang menggambar invasinya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus" membutuhkan pasokan kendaraan perang baru.

Sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah memasok 20 ribu anti tank dan senjata lainnya ke Ukraina. NATO mengatakan akan terus membantu negara itu melawan invasi Rusia. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement